Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di negara bagian Sao Paulo, di selatan Brazil, kini telah mencapai 44 orang. Sementara itu operasi pencarian masih terus dilanjutkan untuk menemukan mereka yang masih hilang.
Sebagian besar operasi pencarian dipusatkan di wilayah kotamadya Sao Sebastiao di bagian pesisir, di mana 43 orang dilaporkan tewas. Tujuh mayat telah diidentifikasi dan siap dimakamkan. Sementara hampir 800 orang kehilangan rumah dan 1.730 orang terpaksa mengungsi.
Gubernur Tarcisio de Freitas dalam konferensi pers pada Selasa (21/2), mengatakan personil Angkatan Bersenjata Brazil ikut serta dalam operasi pencarian itu, dan hari Kamis (23/2) mendatang, Angkatan Laut akan membangun rumah sakit dengan 300 tempat tidur untuk membantu upaya kemanusiaan.
BACA JUGA: Tim SAR Terus Mencari Korban Tanah Longsor di BrazilTim SAR menggali tanah lumpur dan membersihkan jalan-jalan, tetapi sebagian jalan yang menghubungkan Rio de Janeiro dengan kota pelabuhan Santos di Sao Paulo masih terputus akibat tanah longsor. Jalan lain yang menghubungkan kota Bertiga ke daratan Sao Paulo bahkan masih benar-benar terputus.
Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, pada Senin (20/2), mengunjungi daerah-daerah yang terdampak. Ia menyerukan warga yang tinggal di sisi bukit untuk direlokasi ke kawasan yang lebih aman.
Curah hujan di Sao Sebastiao melampaui 600 milimeter dalam 24 jam saat akhir pekan lalu. Hujan tersebut menjadi yang paling deras dalam masa yang singkat di Brazil.
Sekitar 7,5 ton bantuan, termasuk makanan, air bersih dan peralatan kebersihan telah didistribusikan kepada para korban. Daerah-daerah terdampak di utara pesisir Sao Paulo, yang terkenal karena pantai yang dikelilingi pegunungan, merupakan tujuan utama karnaval bagi wisatawan-wisatawan kaya yang tidak menyukai pesta masif di jalan-jalan kota besar. [em/jm]