Korban tewas akibat serangan bom bunuh diri yang terjadi pada Senin (30/1) terhadap sebuah masjid di Pakistan Barat Laut telah meningkat menjadi sedikitnya 87 orang.
Lebih dari 150 lainnya cedera dalam pengeboman di bagian tengah Peshawar, Ibu Kota Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Para petugas penyelamat masih mengeluarkan korban dari reruntuhan pada hari Selasa (31/1). Ledakan itu begitu kuatnya sehingga atap masjid itu runtuh.
Para korban kebanyakan adalah polisi setempat, karena masjid itu kerap dikunjungi para petugas keamanan dan pegawai pemerintah. Serangan itu terjadi pada salat asar.
Para pejabat kepolisian tidak segera membahas latar belakang serangan, seraya mengatakan investigasi masih berlangsung.
PM Shahbaz Sharif “telah mengutuk serangan bom bunuh diri di masjid” di Peshawar, menurut pernyataan resmi di Islamabad, Ibu Kota Pakistan.
Mantan PM Imran Khan, pemimpin oposisi utama di Pakistan, juga mengecam pengeboman itu, menyebutnya sebagai “serangan bunuh diri teroris” dalam unggahan di Twitter.
“Penting sekali bagi kita untuk meningkatkan pengumpulan intelijen & memperlengkapi polisi dengan tepat untuk memerangi ancaman terorisme yang kian besar,” kata Khan.
Sekjen PBB Antonio Guterres, Senin (30/1), mengutuk pengeboman yang ia sebut “mengerikan” itu melalui juru bicaranya.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan maut itu.
Provinsi Pakistan itu berbatasan dengan Afghanistan dan telah berulang kali mengalami serangan teroris dalam beberapa bulan ini. Sebagian besar kekerasan pada masa lalu diklaim dilakukan oleh kelompok terlarang Tehrik-i-Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai Taliban Pakistan.
Taliban Pakistan, dalam pernyataan yang dilansir kepada berbagai media, termasuk VOA, mengatakan mereka tidak melakukan serangan maut pada hari Senin itu. [uh/ab]