Korban tewas akibat ledakan di pabrik pengolahan nikel milik China di Morowali, Sulawesi Tengah pada akhir pekan meningkat menjadi 18 orang dan puluhan orang masih dirawat di rumah sakit, kata Kapolres Morowali Suprianto pada Selasa (26/12).
Kecelakaan itu terjadi pada Sabtu (23/12) pagi saat para pekerja sedang melakukan perbaikan tungku di pabrik milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kawasan Industri Morowali.
“Jumlah korban meninggal bertambah lima orang, jadi totalnya 18 orang meninggal,” kata Suprianto kepada AFP.
Dia mengatakan mereka meninggal karena luka bakar, dengan sebagian besar korban menderita luka bakar lebih dari 70 persen di tubuhnya.
Delapan korban adalah warga negara asing dan 10 warga negara Indonesia, katanya, sambil menambahkan 24 orang masih dirawat di rumah sakit. Enam orang lainnya dirawat di klinik ITSS sehingga total korban luka mencapai 30 orang.
Penyelidikan awal menunjukkan ledakan terjadi ketika sisa terak dari tungku yang ditutup untuk pemeliharaan mengalir keluar dan bersentuhan dengan bahan mudah terbakar di sekitar lokasi.
Api berhasil dipadamkan pada Sabtu malam.
Tsingshan Holding Group, produsen nikel terbesar di dunia dan produsen baja tahan karat terbesar di China, memegang saham mayoritas di ITSS.
ITSS merupakan penyewa di kawasan industri yang juga mayoritas dimiliki oleh Tsingshan bersama mitra lokal Bintang Delapan.
BACA JUGA: Ledakan di Pabrik Nikel, China Perintahkan Kedutaan di Jakarta untuk Pantau SituasiJuru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Senin bahwa Beijing telah meminta kedutaan besarnya di Jakarta untuk menyelidiki ledakan tersebut dan berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat.
Pada Januari, dua pekerja termasuk seorang warga negara China terbunuh di pabrik peleburan nikel di kawasan industri yang sama setelah terjadi kerusuhan saat protes mengenai kondisi keselamatan dan gaji.
Pada Juni, kebakaran di pabrik yang sama menyebabkan satu orang tewas dan enam lainnya terluka, dalam insiden lain yang menimbulkan kekhawatiran mengenai keselamatan di fasilitas yang didanai dan dioperasikan oleh perusahaan China. [ah/rs]