Serombongan warga lanjut usia Korea Selatan bertemu dengan anggota keluarga mereka dari Korea Utara untuk pertama kalinya sejak mereka terpisah enam puluh tahun lalu akibat Perang Korea.
Pertemuan mengharukan hari Kamis antara 82 warga Korea Selatan dan 180 warga Korea Utara diadakan di resor wisata Gunung Kumgang di pantai timur Korea Utara.
Kerabat bertangisan memeluk satu sama lain, bertukar hadiah dan foto-foto keluarga dalam acara yang dikawal ketat. Beberapa diantara mereka baru bertemu untuk pertama kalinya.
Reuni keluarga tersebut belum pernah diadakan lagi sejak tahun 2010, dan reuni kali ini hampir batal akibat meningkatkannya ketegangan antara kedua negara bertetangga, yang secara teknis masih berperang.
Dalam wawancara dengan VOA hari Kamis, Lee Sang Chul, wakil Asosiasi Warga Korea Selatan Yang Terpisah, menghimbau agar reuni itu dilangsungkan secara rutin antara keluarga yang terpisah sejak Perang Korea.
Chul mengatakan, "Kita kehabisan waktu. Kini, hanya kira-kira 100 orang dari masing-masing pihak yang diperbolehkan untuk ikut dalam reuni keluarga. Keluarga yang terpisah ingin kedua pemerintah meningkatkan jumlah peserta. Mereka juga ingin tahu apakah keluarga mereka masih hidup setelah lebih dari enam dekade. Dalam hal seberapa sering reuni keluarga ini diadakan, mereka ingin jadwal yang rutin, mudah-mudahan sebulan sekali."
Pyongyang dalam beberapa pekan lalu mengancam akan membatalkan reuni, seperti pada masa lampau, jika Korea Selatan melakukan latihan militer bersama tahunan dengan Amerika pada hari Senin.
Tapi Korea Utara akhirnya mengalah, dalam kesepakatan pekan lalu menyusul pertemuan tingkat tinggi yang diharapkan banyak pihak akan menjadi langkah pertama menuju perbaikan hubungan.
Kerabat bertangisan memeluk satu sama lain, bertukar hadiah dan foto-foto keluarga dalam acara yang dikawal ketat. Beberapa diantara mereka baru bertemu untuk pertama kalinya.
Reuni keluarga tersebut belum pernah diadakan lagi sejak tahun 2010, dan reuni kali ini hampir batal akibat meningkatkannya ketegangan antara kedua negara bertetangga, yang secara teknis masih berperang.
Dalam wawancara dengan VOA hari Kamis, Lee Sang Chul, wakil Asosiasi Warga Korea Selatan Yang Terpisah, menghimbau agar reuni itu dilangsungkan secara rutin antara keluarga yang terpisah sejak Perang Korea.
Chul mengatakan, "Kita kehabisan waktu. Kini, hanya kira-kira 100 orang dari masing-masing pihak yang diperbolehkan untuk ikut dalam reuni keluarga. Keluarga yang terpisah ingin kedua pemerintah meningkatkan jumlah peserta. Mereka juga ingin tahu apakah keluarga mereka masih hidup setelah lebih dari enam dekade. Dalam hal seberapa sering reuni keluarga ini diadakan, mereka ingin jadwal yang rutin, mudah-mudahan sebulan sekali."
Pyongyang dalam beberapa pekan lalu mengancam akan membatalkan reuni, seperti pada masa lampau, jika Korea Selatan melakukan latihan militer bersama tahunan dengan Amerika pada hari Senin.
Tapi Korea Utara akhirnya mengalah, dalam kesepakatan pekan lalu menyusul pertemuan tingkat tinggi yang diharapkan banyak pihak akan menjadi langkah pertama menuju perbaikan hubungan.