Menteri Pertahanan Korea Selatan, Sabtu (3/6), mengeluhkan sikap beberapa negara yang memilih untuk "mengabaikan perilaku Korea Utara yang melanggar hukum.” Sikap Pyongyang tersebut dianggap Seoul mengancam untuk melemahkan sanksi PBB terhadap program misil dan nuklirnya.
China dan Rusia pada Jumat (2/6) mengabaikan seruan AS untuk Dewan Keamanan PBB untuk mengambil sikap mengutuk Korea Utara atas upaya peluncuran satelit baru-baru ini. Mereka bahkan menyalahkan Washington atas meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea.
"Ini menciptakan celah dalam sanksi terhadap Korea Utara yang disahkan di Dewan Keamanan PBB," kata Menteri Pertahanan Lee Jong-sup dalam pidatonya di pertemuan keamanan Asia, Dialog Shangri-La di Singapura.
BACA JUGA: Roket Gagal Berfungsi, Satelit Korut Jatuh ke Laut"Memilih ketidakaktifan terhadap perilaku melanggar hukum Korea Utara akan memperburuk keamanan tidak hanya semenanjung Korea, di kawasan Pasifik, tetapi juga seluruh dunia," kata Lee.
Menteri Korea Selatan menegaskan kembali pentingnya koordinasi keamanan trilateral dengan AS dan Jepang untuk menghalangi Korea Utara.
AS dan dua sekutu utamanya akan berbagi data peringatan rudal Korea Utara secara langsung "dalam tahun ini," kata Lee kepada wartawan setelah pertemuan dengan mitranya dari AS dan Jepang, menurut Kantor Berita Yonhap.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu tahun terakhir, ketiga negara pada November sepakat untuk mempercepat berbagi informasi, termasuk pakta untuk berbagi data pelacakan rudal secara langsung. [ah/ft]