Korea Utara membela kondisi hak asasi manusia di negaranya, meski mengaku mengoperasikan kamp-kamp kerja paksa yang telah dikecam oleh organisasi-organisasi HAM karena tidak manusiawi.
Pernyataan itu dikeluarkan Selasa (7/10) dalam pertemuan langka dengan para wartawan dan diplomat asing di markas besar PBB di New York.
Komentar itu dipandang sebagai bantahan atas laporan PBB baru-baru ini yang menyimpulkan Pyongyang bersalah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan, penyiksaan, perbudakan, perkosaan dan pelanggaran lain.
Banyak pelanggaran itu kabarnya terjadi di kamp penjara Utara yang terkenal kejam, dimana puluhan ribu orang diyakini ditahan.
Pada pertemuan dengan pers itu, pejabat Kementerian Luar Negeri Utara Choe Myong Nam mengulang lagi klaim lama bahwa negaranya tidak memiliki kamp demikian.
Tetapi, ia mengakui adanya pusat-pusat reformasi melalui kerja paksa, dimana ia mengatakan mentalitas orang direhabilitasi dan kesalahan mereka ditinjau.
Korea Utara telah lama dipandang sebagai negara yang memiliki situasi HAM terburuk di dunia. Masalah tersebut telah diberi perhatian tambahan sejak penyelidikan Komisi PBB Februari.