Korea Utara: Ketidakberhasilan Peluncuran Satelit adalah 'Kegagalan Terbesar'

Sebuah objek yang diduga merupakan bagian dari kendaraan peluncuran satelit milik Korea Utara diamankan oleh pihak militer Korea Selatan setelah ditemukan berada di wilayah Laut Barat, Korea Selatan, pada 15 Juni 2023. (Foto: South Korea Defense Ministry via AP)

Pemerintah Korea Utara pada pertemuan penting terbaru partai yang berkuasa, mengatakan peluncuran satelit militernya yang gagal bulan lalu merupakan "kegagalan terbesar" demikian dilaporkan media pemerintah KCNA pada Senin (19/6).

Rapat pleno besar yang diadakan antara hari Jumat (16/6) dan Minggu itu, memerintahkan para pekerja dan peneliti untuk menganalisis peluncuran satelit militer yang gagal tersebut dan mempersiapkan peluncuran lainnya dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Menlu AS Dukung Hubungan China-Korea Selatan yang “Dewasa”

Laporan itu juga mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas peluncuran satelit itu "dikecam habis-habisan."

Pertemuan itu menandai rapat pleno besar kedelapan dari Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea (WPK), partai yang berkuasa di negara itu.

Roket Korea Utara itu jatuh ke laut "setelah kehilangan daya dorong karena permulaan yang tidak normal dari mesin tahap kedua," kata Pyongyang setelah peluncuran gagal itu. Pernyataan itu merupakan pengakuan mengenai masalah teknis yang tidak biasa dilakukan.

Korea Utara juga berjanji akan terus mengembangkan kemampuan nuklirnya dan memperkuat solidaritas dengan negara lain yang menentang apa yang merek asebut sebagai "strategi AS untuk menjadi supremasi dunia."

Pertemuan tersebut juga membahas mengenai memastikan swasembada pasokan pangan dengan meningkatkan hasil pertanian negara dan memenuhi target produksi biji-bijian tahunan.

BACA JUGA: Aktivis HAM Kecam China karena Abaikan Pengungsi Korea Utara

Awal tahun ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan situasi pangan di Korea Utara "tampaknya memburuk."

Negara pulau itu berada di bawah sanksi internasional yang ketat terkait senjata nuklir dan program rudal balistiknya dan ekonominya semakin kesulitan akibat penutupan perbatasan yang diberlakukan sendiri untuk menghentikan wabah COVID-19. [my/rs]