Korea Utara mengatakan pada Minggu (19/2) bahwa pihaknya telah menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 pada Sabtu (18/2) dalam "latihan peluncuran mendadak." Hal tersebut merupakan bentuk penegasan terkait kesiapannya untuk "serangan balik bergerak dan perkasa" terhadap pasukan musuh.
Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak jauh ke laut lepas pantai barat Jepang pada Sabtu (18/2) sore setelah memperingatkan tanggapan keras terhadap latihan militer yang akan datang oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
"Latihan peluncuran ICBM yang mengejutkan ... adalah bukti nyata dari upaya konsisten kekuatan nuklir strategis DPRK untuk mengubah kapasitas serangan balik nuklirnya yang fatal terhadap pasukan musuh menjadi sesuatu yang tak tertahankan," kata kantor berita pemerintah KCNA. DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.
BACA JUGA: Korut Tembakkan Rudal Jarak Jauh Usai Kecam Latihan Militer AS-Korsel
Dalam pernyataan terpisah pada Minggu (19/2), saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengecam AS karena mencoba mengubah Dewan Keamanan PBB menjadi apa yang disebutnya sebagai "alat untuk kebijakan permusuhannya yang keji" terhadap Pyongyang.
"Saya peringatkan bahwa kita akan mengawasi setiap gerakan musuh dan melakukan tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat dan luar biasa terhadap setiap gerakan yang memusuhi kita," katanya.
Uji coba rudal yang dilakukan pada Sabtu (18/2) itu merupakan penembakan rudal pertama Korea Utara sejak 1 Januari. Tes dilaksanakan setelah Pyongyang pada Jumat (17/2) mengancam akan memberikan tanggapan yang "keras dan gigih" ketika Korea Selatan dan AS bersiap untuk latihan militer tahunan. Latihan militer itu adalah upaya kedua negara untuk menahan peningkatan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
KCNA mengatakan rudal itu terbang sejauh 989 km selama 4.015 detik, hingga ketinggian maksimum 5.768 km sebelum secara akurat mengenai area yang telah ditentukan sebelumnya di perairan terbuka. Hwasong-15 pertama kali diuji pada 2017.
BACA JUGA: Korut Ancam akan Tanggapi Latihan AS-Korsel dengan Tanggapan yang ‘Belum Pernah Terjadi Sebelumnya’
Peluncuran itu, dipandu oleh Biro Umum Rudal, dilakukan atas perintah "siaga tempur senjata darurat" yang diberikan saat fajar, diikuti dengan perintah tertulis oleh Kim Jong Un, kata KCNA.
Bendera biro rudal pertama kali terlihat di media pemerintah baru-baru ini, menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin telah membentuk unit militer yang bertugas mengoperasikan ICBM baru.
Program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara dilarang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi Pyongyang mengatakan pengembangan senjatanya diperlukan untuk melawan "kebijakan permusuhan" oleh Washington dan sekutunya. [ah/ft]