Korea Utara bersiap-siap menggelar acara besar untuk memperingati 70 tahun didirikannya militer negara tersebut pada 8 Februari, hanya satu hari menjelang upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang di Korea Selatan. Para pejabat menolak mengukuhkan apa yang persisnya direncanakan untuk acara itu.
Suatu unjuk kekuatan militer besar-besaran dapat menimbulkan kemarahan di Korea Selatan, yang berharap Olimpiade itu akan menjadi simbol perdamaian dan stabilitas. Seoul telah menyetujui usulan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengenai pengiriman delegasi ke Olimpiade tersebut dan membuat atlet Korea Selatan berpawai bersama tim Korea Utara di bawah bendera “unifikasi” berwarna biru dan putih.
Warga Pyongyang telah berkumpul setiap hari di bawah suhu sekitar minus 15 derajat Celsius untuk berlatih melakukan apa yang diperkirakan akan menjadi pertemuan besar-besaran warga sipil di Lapangan Kim Il Sung. Sementara itu citra satelit yang diperoleh para analis asing menunjukkan unit-unit militer melakukan latihan di sebuah lapangan udara di pinggiran kota itu, kemungkinan untuk melakukan parade militer.
Selama beberapa hari belakangan, kawasan sekitar lapangan Kim Il-sung sendiri secara sporadis ditutup bagi lalu lintas.
Aktivitas di Pyongyang semacam itu umum terjadi sebelum pawai atau pertemuan besar-besaran. Perlu waktu berbulan-bulan untuk mengorganisasi kegiatan yang dapat melibatkan ribuan tentara serta puluhan ribu warga sipil berkumpul di lapangan itu dengan membawa bendera, karangan bunga plastik dan kartu warna-warni yang mereka acungkan secara kompak untuk menciptakan slogan-slogan raksasa yang tampak jelas dari panggung tempat menonton di lapangan tersebut.
Untuk alasan keamanan, para pejabat Korea Utara biasanya tidak melansir rincian sebelumnya mengenai kegiatan semacam itu. Pawai militer besar-besaran biasanya dihadiri Kim Jong-un dan para pejabat tinggi lainnya. [uh]