Korea Selatan pada Selasa (11/4) mengatakan bahwa informasi yang dimuat dalam dokumen rahasia AS yang konon bocor, dan tampaknya didasarkan pada diskusi internal di kalangan para pejabat tertinggi Korea Selatan, “tidak benar” dan “direkayasa.”
Salah satu dokumen memberi rincian diskusi internal di kalangan para pejabat Korea Selatan mengenai tekanan AS terhadap Seoul agar membantu memasok senjata untuk Ukraina, menunjukkan bahwa AS mungkin memata-matai Korea Selatan, salah satu sekutu terpentingnya, dan menuai kecaman dari para legislator di negara Asia tersebut.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Kim Tae-hyo mengatakan kepada wartawan bahwa kontroversi terbaru itu tidak akan berdampak pada aliansi Korea Selatan dengan AS. Kim mengatakan itu sewaktu ia bertolak ke Washington sebelum lawatan Presiden Yoon Suk Yeol. Yoon dijadwalkan bertemu Presiden AS Joe Biden di Washington pada 26 April.
Sementara itu, seorang analis mengatakan kebocoran itu kemungkinan besar tidak akan merugikan AS dan hubungannya dengan Korea Selatan dalam kaitan dengan perang di Ukraina.
“Saya pikir ini tidak akan berdampak negatif terhadap AS. Ini justru akan membuat kerja sama semakin nyata dengan negara-negara atau para pejabat yang telah mengambil sikap agak pasif dan akan membuat mereka bekerja lebih aktif lagi dengan cara yang lebih terbuka,” kata Hong Min, peneliti di Korea Institute for National Unification di Seoul. [uh/ab]