Korsel Perkirakan Pembicaraan Perdagangan Sulit dengan Trump

Suasana di ruang pertukaran mata uang asing di kantor pusat KEB Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, 14 Maret 2017. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Korea Selatan memperkirakan pembicaraan perdagangan mendatang dengan Amerika Serikat akan berlangsung alot setelah Presiden Donald Trump mengkritik keras perjanjian perdagangan bebas antara kedua negara yang secara dramatis meningkatkan defisit perdagangan Amerika.

Sebuah laporan dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) membeberkan beberapa sasaran perdagangan penting bagi pemerintahan Trump yang mencakup mendobrak rintangan perdagangan yang tidak adil dan memastikan bisnis Amerika memiliki peluang berkompetisi yang adil.

Laporan itu secara spesifik menunjuk Korea Selatan, bersama-sama dengan China dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), sebagai contoh luar biasa perdagangan yang tidak seimbang dan tidak adil.

Perjanjian perdagangan bebas Korea Selatan-Amerika (KORUS FTA) adalah perjanjian perdagangan terbesar yang diberlakukan semasa pemerintahan mantan Presiden Barack Obama. Sejak berlaku pada tahun 2012, defisit perdagangan Amerika dengan Korea Selatan meningkat lebih dari dua kali lipat.

Ekspor Amerika ke Korea Selatan turun 1,2 miliar dolar, sementara impor Amerika dari Korea Selatan meningkat lebih dari 13 miliar dolar. Ini bukan hasil yang diharapkan rakyat Amerika dari perjanjian itu, sebut laporan USTR.

Para tokoh bisnis di Kamar Dagang Amerika di Korea merekomendasikan agar pemerintah Korea Selatan setuju bekerjasama dengan pemerintahan Trump untuk memperbaiki perjanjian perdagangan bebas, yang kini telah berjalan lima tahun dan memerlukan peningkatan. [uh/lt]