Pemerintah Korea Selatan meresmikan Kota Sejong, 120 kilometer sebelah selatan Seoul untuk membantu mengatasi kemacetan lalu lintas ibukota (2/7).
Korea Selatan telah meresmikan satu kota baru yang diharapkan pemerintah akan membantu mengatasi kemacetan lalu lintas di ibukota dan memberi pengembangan yang berimbang.
Dalam upacara hari Senin, para pejabat merayakan pembukaan Kota Sejong, 120 kilometer sebelah selatan Seoul yang akan mendatangkan 10 ribu pegawai pemerintah sebelum tahun 2014.
Pemerintah berencana untuk memindahkan 16 kementerian dan 20 badan lain ke Sejong dalam dua tahun mendatang, termasuk kantor perdana menteri dan badan penyiaran pemerintah.
Para pengeritik proyek itu, pertama kali diusulkan tahun 2002, mempertanyakan efisiensi pembagian pemerintah antara dua kota.
Sejong saat ini mempunyai penduduk kira-kira 120 ribu orang, dan pemerintah memperkirakan penduduk akan bertumbuh hingga 300 ribu sebelum tahun 2020, dan setengah juta orang ketika pembangunan selesai tahun 2030. Sebagai perbandingan, Seoul dihuni oleh 10 juta dari ke-49 juta orang penduduk negara itu.
Mantan presiden Roh Moo-hyun ingin membuat Sejong ibukota baru negara itu, tetapi tahun 2004 mahkamah konstitusi Korea Selatan melarang rencana tersebut.
Penggantinya, Presiden Lee Myung-bak, berusaha tapi gagal memperkecil proyek itu, lalu ia membuatnya pusat ilmu dan teknologi.
Dalam upacara hari Senin, para pejabat merayakan pembukaan Kota Sejong, 120 kilometer sebelah selatan Seoul yang akan mendatangkan 10 ribu pegawai pemerintah sebelum tahun 2014.
Pemerintah berencana untuk memindahkan 16 kementerian dan 20 badan lain ke Sejong dalam dua tahun mendatang, termasuk kantor perdana menteri dan badan penyiaran pemerintah.
Sejong saat ini mempunyai penduduk kira-kira 120 ribu orang, dan pemerintah memperkirakan penduduk akan bertumbuh hingga 300 ribu sebelum tahun 2020, dan setengah juta orang ketika pembangunan selesai tahun 2030. Sebagai perbandingan, Seoul dihuni oleh 10 juta dari ke-49 juta orang penduduk negara itu.
Mantan presiden Roh Moo-hyun ingin membuat Sejong ibukota baru negara itu, tetapi tahun 2004 mahkamah konstitusi Korea Selatan melarang rencana tersebut.
Penggantinya, Presiden Lee Myung-bak, berusaha tapi gagal memperkecil proyek itu, lalu ia membuatnya pusat ilmu dan teknologi.