Korea Selatan telah mengundang atlet-atlet Korea Utara untuk bertanding pingpong di Busan tahun depan.
Asosiasi Tenis Meja Korea (KTTA) menyatakan mengirimkan undangan itu ke Pyongyang melalui Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF), yang mengadakan Kejuaraan Dunia Tenis Meja Beregu dari 22 hingga 29 Maret tahun depan. KTTA juga mempertimbangkan gagasan membentuk tim gabungan Korea.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Korea Utara yang diungkapkan secara terbuka. Tetapi para analis menyatakan undangan itu merupakan upaya terbaru Korea Selatan untuk memelihara momentum dalam hubungan antar-Korea.
“Pendekatan Korea Selatan adalah untuk terlibat dalam semua bidang sambil menegakkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Korea Utara karena tak adanya denuklirisasi,” kata Leif-Eric Easley, profesor di Ewha University di Seoul, dalam emailnya kepada VOA. “Diplomasi olahraga merupakan perangkat yang berguna, tetapi pingpong saja kemungkinan besar tidak akan membuat suatu terobosan dengan Pyongyang.”
Hubungan Korea Selatan yang diperbarui dengan Korea Utara sebagian besar berakar pada olahraga, dengan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang memuluskan jalan bagi pertukaran antar-Korea dan pembicaraan nuklir pada Februari 2018. Pada bulan Mei tahun itu, kedua Korea membentuk satu tim gabungan dan membawa pulang medali perunggu pada babak perempatfinal Kejuaraan Dunia Tenis Meja Beregu di Halmstad, Swedia.
Sejak itu, Korea Utara telah mengirim pemain-pemain pingpongnya ke kejuraan Korea Terbuka di Daejeon dan Grand Final Kejuaraan Dunia ITTF di Incheon.
Undangan terbaru Korea Selatan itu dikeluarkan pada masa meningkatnya ketegangan militer antara Washington dan Pyongyang menjelang tenggat waktu akhir tahun ini yang ditetapkan Kim Jong-un untuk mencapai kemajuan dalam perundingan nuklir dengan Presiden Donald Trump. Untuk sekarang ini, para pakar seperti Easley tidak yakin apakah pertandingan pingpong akan membuat perbedaan yang signifikan. [uh/lt]