Kepolisian Korea Selatan menangkap dua pria atas tuduhan mengumpulkan informasi intelijen militer untuk Korea Utara, Kamis (31/5).
Polisi mengatakan kedua pria itu ditahan awal Mei setelah dicurigai mengumpulkan informasi pada alat yang mampu mengganggu sinyal GPS dan peralatan militer yang peka lainnya.
Para pejabat mengidentifikasi mereka sebagai seorang pria berusia 74 tahun dengan nama keluarga Lee dan seorang pengusaha Korea berusia 56 tahun bernama Kim yang telah memperoleh kewarganegaraan Selandia Baru.
Mereka dituduh bertemu dengan dan menerima instruksi dari seorang agen Korea Utara di kota Dandong, Tiongkok, yang terletak di sepanjang perbatasan Korea Utara.
Polisi sedang menyelidiki apakah kedua pria itu telah menyerahkan kepada agen tersebut suatu peralatan atau informasi intelijen yang mungkin telah digunakan dalam serangan cyber baru-baru ini terhadap Korea Selatan.
Sebelumnya bulan ini, Seoul menuduh Pyongyang mengirim sinyal-sinyal yang mengganggu GPS yang mempengaruhi ratusan pesawat udara dan kapal di Korea Selatan.
Para pejabat mengidentifikasi mereka sebagai seorang pria berusia 74 tahun dengan nama keluarga Lee dan seorang pengusaha Korea berusia 56 tahun bernama Kim yang telah memperoleh kewarganegaraan Selandia Baru.
Mereka dituduh bertemu dengan dan menerima instruksi dari seorang agen Korea Utara di kota Dandong, Tiongkok, yang terletak di sepanjang perbatasan Korea Utara.
Polisi sedang menyelidiki apakah kedua pria itu telah menyerahkan kepada agen tersebut suatu peralatan atau informasi intelijen yang mungkin telah digunakan dalam serangan cyber baru-baru ini terhadap Korea Selatan.
Sebelumnya bulan ini, Seoul menuduh Pyongyang mengirim sinyal-sinyal yang mengganggu GPS yang mempengaruhi ratusan pesawat udara dan kapal di Korea Selatan.