Korea Selatan menerbangkan jet-jet tempurnya, Jumat (4/11), setelah mendeteksi 180 pesawat militer Korea Utara yang dimobilisasi di sebelah utara perbatasan, kata militer Korea Selatan, sementara ketegangan di Semenanjung Korea terus meningkat.
Pesawat Korea Utara dideteksi di beberapa daerah pedalaman dan di lepas pantai kedua sisi Korea Utara selama sekitar empat jam mulai pukul 11.00, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Sebagai tanggapannya, militer Korea Selatan menyatakan segera mengerahkan 80 jet tempur, termasuk pesawat tempur siluman F-35A.
Bulan lalu Korea Utara juga mengirim sekitar 10 pesawat tempur begitu dekat ke perbatasan sehingga memicu tanggapan operasional otomatis oleh Angkatan Udara Korea Selatan.
Kali ini, selain menerbangkan jet-jet tempur, sekitar 240 pesawat AS dan Korea Selatan melanjutkan latihan udara skala besar, tambah militer Korea Selatan.
Jumat pagi, Korea Selatan mengumumkan latihan Vigilant Storm akan berlangsung hingga Sabtu, sehari lebih lama daripada rencana semula, sebagai tanggapan atas provokasi Korea Utara.
Sejak Rabu, Korea Utara telah meluncurkan 30 rudal, termasuk beberapa yang memicu peringatan serangan udara dan perintah masuk tempat perlindungan darurat di Korea Selatan dan Jepang.
Semalam, Korea Utara juga meluncurkan 80 tembakan artileri ke kawasan perbatasan laut yang sensitif di lepas pantai timurnya, menurut pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bersidang hari Jumat untuk membahas peluncuran oleh Korea Utara itu, atas permintaan beberapa negara termasuk AS, kata beberapa diplomat kepada VOA.
BACA JUGA: AS dan Korsel: Penggunaan Nuklir Korut akan 'Akhiri' Rezim Kim Jong UnDi Washington, menteri pertahanan Korea Selatan dan AS pada Kamis bertekad akan meningkatkan postur pertahanan mereka dalam menanggapi uji coba Korea Utara.
Menteri Pertahanan Nasional Korea Selatan Lee Jong-sup, yang berbicara di samping sejawatnya, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, mengatakan, AS sepakat untuk mengerahkan aset-aset strategis “ke level yang setara dengan pengerahan konstan.”
Korea Selatan telah mendesak AS untuk mengirim lebih banyak pesawat tempur dan kapal-kapal berkemampuan nuklir ke kawasan tersebut, sementara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meningkatkan uji coba rudal dan memperingatkan tentang kemampuannya untuk melakukan serangan nuklir taktis terhadap Korea Selatan.
“Setiap serangan nuklir terhadap AS atau sekutu-sekutu dan mitra-mitranya, termasuk penggunaan senjata nuklir nonstrategis, tidak dapat diterima sama sekali dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim Kim,” kata Austin, menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan mereka di Pentagon. [uh/ab]