Korut Ancam Lakukan 'Serangan Nuklir' jika Musuh Memprovokasi dengan Senjata Nuklir

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengamati peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-18 dari lokasi yang dirahasiakan, pada 18 Desember 2023. (Foto: KCNA via Reuters)

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan Pyongyang tidak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika musuh memprovokasi mereka dengan senjata nuklir, media pemerintah melaporkan pada Kamis (21/12).

Kim melontarkan pernyataan itu ketika ia bertemu tentara yang bekerja di biro rudal militer dan mengucapkan selamat kepada mereka atas uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dilakukan Pyongyang baru-baru ini, kata kantor berita KCNA.

Menurut Kim, uji coba itu menunjukkan kesetiaan dan pendirian kuat angkatan bersenjata dan merupakan "penjelasan yang jelas tentang mode serangan balik dan evolusi strategi nuklir serta doktrin DPRK untuk tidak ragu-ragu bahkan melakukan serangan nuklir kalau musuh memprovokasi dengan nuklir", KCNA melaporkan.

DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara yaitu Republik Rakyat Demokratik Korea.

Korea Utara mengatakan pada minggu ini bahwa mereka telah menguji ICBM terbarunya pada Senin (18/12) untuk mengukur kesiapan perang kekuatan nuklirnya melawan permusuhan Amerika Serikat yang semakin meningkat.

Para menteri luar negeri AS, Korea Selatan dan Jepang merilis pernyataan bersama yang mengecam peluncuran rudal balistik Korea Utara baru-baru ini pada Rabu (20/12). Mereka mendesak Korea Utara agar terlibat dalam “dialog substantif tanpa prasyarat.”

BACA JUGA: G7: Peluncuran Rudal Korut Perlu Respons Global yang ‘Keras’

Kim mengatakan peluncuran pada hari Senin itu menunjukkan mobilitas tinggi dan kemampuan serangan cepat militer. Dia menyerukan upaya untuk lebih memperkuat efisiensi tempurnya, lapor KCNA.

Dalam pernyataan terpisah, saudara perempuan Kim, Kim Yo Jong, mengecam Dewan Keamanan PBB karena mengadakan pertemuan mengenai peluncuran ICBM Korea Utara. Ia mengatakan bahwa adalah hak negara untuk membela diri.

“DK PBB harus memberi tanggung jawab yang besar atas perilaku dan tindakan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang tidak bertanggung jawab, yang telah memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea melalui segala macam provokasi militer sepanjang tahun,” katanya.

Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang menggelar latihan udara bersama yang melibatkan pesawat pembom strategis AS di dekat Semenanjung Korea pada Rabu.

Pesawat itu adalah aset strategis terbaru AS yang akan dikerahkan sebagai bagian dari janji Washington dan Seoul untuk meningkatkan kesiapan di sektor pertahanan. [ka/rs]