Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memperingatkan dia siap menggunakan senjata nuklirnya bila terjadi konflik militer dengan Amerika dan Korea Selatan. Ia mengatakan itu dalam pidato berapi-api tentang saingan yang menurutnya mendorong Semenanjung Korea ke ambang kehancuran perang, media pemerintah melaporkan Kamis (28/7).
"Angkatan bersenjata kami sepenuhnya siap menanggapi krisis apa pun, dan pencegah perang nuklir negara kami juga siap memobilisasi kekuatan absolutnya dengan patuh, tepat dan cepat sesuai misinya," kata Kim, Rabu (27/7), ketika berpidato di depan para veteran perang pada peringatan 69 tahun berakhirnya Perang Korea 1950-1953, menurut kantor berita KCNA.
Kim menuduh Amerika "menjelek-jelekkan" Korea Utara untuk membenarkan kebijakan permusuhannya. Ia menyatakan, latihan militer Amerika-Korea Selatan menunjukkan aspek "standar ganda" dan "gaya gangster" Amerika yang menilai kegiatan rutin militer Korea Utara, referensi untuk uji coba rudalnya, sebagai provokasi atau ancaman.
Kim juga menyebut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol "maniak konfrontasi" yang melangkah lebih jauh dari pendahulunya. Menurut Kim, pemerintahan konservatif Yoon dipimpin oleh "gangster."
Ribuan orang berkumpul di luar Museum Kemenangan Perang Pembebasan Tanah Air untuk menyimak pidato Kim, yang tampaknya untuk meningkatkan persatuan internal di negara miskin itu yang menderita kesulitan ekonomi terkait pandemi.
Sebagian pengamat mengatakan Korea Utara kemungkinan akan mengintensifkan ancamannya terhadap Amerika dan Korea Selatan sementara sekutu bersiap memperluas latihan musim panas yang menurut Korea Utara adalah latihan invasi.[ka/ab]