Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memperingatkan tentang langkah-langkah antivirus corona yang berkepanjangan. Ini merupakan indikasi terbaru bahwa lockdown ketat di negaranya tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Dalam pertemuan para pemimpin partai berkuasa, Kim membahas perlunya mempertahankan “keadaan antiepidemi yang sempurna,” kata kantor berita pemerintah KCNA hari Rabu.
Kim mengatakan langkah-langkah itu diperlukan karena “krisis kesehatan dunia semakin buruk dan buruk karena virus yang sangat berbahaya,” kata KCNA.
Pernyataan itu tidak merinci berapa lama lockdown akan berlangsung, tetapi dikatakan bahwa para pemimpin partai sedang mempersiapkan langkah yang “berkepanjangan.”
Korea Utara, yang berpenduduk lebih dari 25 juta orang, terus menegaskan bahwa negara itu tidak menemukan satu pun kasus COVID-19. Korea Utara adalah satu dari negara-negara pertama yang menutup perbatasan karena virus corona.
Negara itu telah memberi sedikit isyarat mengenai pembukaannya. Bulan lalu, media pemerintah memperingatkan bahwa vaksin yang diproduksi di luar negeri “bukan obat mujarab universal.”
COVAX, program berbagi vaksin global, memperkirakan akan mengirim hampir 2 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Korea Utara pada semester pertama tahun ini. Tetapi ini tampaknya telah ditunda karena kurangnya pasokan global dan masih berlanjutnya negosiasi antara COVAX dan Pyongyang.
Pada April lalu, Korea Utara tampaknya melonggarkan untuk sementara restriksi perbatasannya. Situs web NK News yang berbasis di Seoul melaporkan bahan makanan dari luar negeri, seperti cokelat, buah kering, dan Coca Cola kembali muncul di toko-toko Pyongyang setelah terjadi kelangkaan selama berbulan-bulan. Situs ini juga mengindentifikasi sebuah fasilitas di perbatasan yang disebut dirancang untuk mendisinfeksi barang-barang impor. [uh/ab]