Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Jumat (19/8) mengatakan presiden Korea Selatan harus “menutup mulutnya” setelah menegaskan bahwa negaranya bersedia memberikan bantuan ekonomi sebagai imbalan atas perlucutan nuklir.
Pernyataan perempuan berpengaruh itu menandai pertama kalinya seorang pejabat senior Korea Utara berkomentar langsung mengenai apa yang disebut Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol sebagai rencana “berani.” Rencana ini pertama kali diusulkan pada bulan Mei dan kembali ia sebut Rabu lalu pada konferensi pers untuk menandai 100 hari pertamanya berkuasa.
“Akan lebih menguntungkan bagi citranya jika ia menutup mulutnya, daripada berbicara omong kosong karena tak ada hal lebih baik yang akan ia katakan,” kata Kim Yo Jong dalam pernyataan yang dirilis kantor berita resmi KCNA. Kim menyebut Yoon “benar-benar sederhana dan masih kekanak-kanakan” karena mengira ia dapat menukar kerja sama ekonomi dengan kehormatan dan senjata nuklir Korea Utara.
“Tak ada yang menukar takdirnya dengan kue jagung,” lanjut Kim.
Menteri Unifikasi Korea Selatan, yang menangani hubungan dengan Korea Utara, menyebut komentar Kim “sangat tidak sopan dan tidak senonoh.”
Sementara Yoon mengatakan ia bersedia memberikan bantuan ekonomi bertahap untuk Korea Utara jika negara ini mengakhiri pembuatan senjata nuklirnya dan memulai denuklirisasi, ia juga mendesak ditingkatkannya pencegahan militer Korea Selatan terhadap Korea Utara. Korea Selatan telah memulai latihan bersama yang telah lama tertunda dengan AS, termasuk latihan lapangan penting yang dijadwalkan pekan depan.
Hari Rabu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington mendukung kebijakan Yoon, tetapi Kim mengatakan latihan bersama itu menunjukkan bahwa pembicaraan para sekutu mengenai diplomasi “tidak tulus.”
“Kami jelaskan bahwa kami tidak akan duduk berhadap-hadapan dengannya,” kata Kim mengenai Yoon. Kim Yo Jong telah menjadi pengkritik keras Korea Selatan dalam beberapa tahun ini.
Pernyataan hari Jumat ini merupakan serangan pribadi terkerasnya terhadap Yoon selama ini. Tetapi bulan ini ia juga merilis omelan dengan pernyataan tidak senonoh yang menyalahkan Korea Selatan atas wabah COVID-19 di Korea Utara dan mengancam “pembalasan maut” jika ada wabah lebih lanjut.
Para pakar mengatakan rencana ekonomi terbaru Korea Selatan itu mirip dengan proposal yang diajukan pemimpin-pemimpin sebelumnya, termasuk yang dikemukakan dalam pertemuan puncak antara presiden AS ketika itu, Donald Trump, dan Kim Jong Un. [uh/ab]