Korea Utara kembali melangsungkan ujicoba peluncuran rudal, Kamis (23/2), seraya mengecam Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang menurutnya meningkatkan ketegangan militer. Kali ini, negara yang mengisolasi diri itu menembakkan empat rudal jelajah strategis.
Empat rudal jelajah Hwasal-2 terbang 2.000 kilometer dalam waktu sekitar dua jam dan 50 menit sebelum mencapai “target yang telah ditetapkan” di laut lepas pantai timur Korea Utara, menurut Kantor Berita Pusat Korea KCNA.
“Latihan itu dengan jelas menunjukkan sekali lagi postur perang pasukan tempur nuklir DPRK yang smakin kuat dalam segala hal kemampuan serangan balik nuklirnya yang mematikan terhadap pasukan musuh,” tambah KCNA. Kantor berita pemerintah itu menggunakan singkatan nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea (Democratic People's Republic of Korea/DPRK).
Meskipun Korea Selatan dan Jepang biasanya mengeluarkan peringatan ketika Korea Utara meluncurkan rudal, kedua negara itu tidak melakukannya pada Kamis, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah mereka mendeteksi latihan rudal jelajah tersebut.
Rudal jelajah biasanya terbang di ketinggian yang lebih rendah daripada rudal balistik dan oleh karena itu lebih sulit dilacak dan dicegat oleh negara lain.
Korea Utara mengklaim rudal jelajahnya berkemampuan nuklir. Namun, tidak jelas apakah negara itu telah membuat hulu ledak yang cukup kecil untuk dibawa oleh rudal semacam itu.
Peluncuran rudal jelajah yang dilakukan pada Kamis ini dilakukan beberapa hari setelah Korea Utara menguji rudal balistik antarbenua – peluncuran ICBM kesembilan sejak awal tahun lalu.
BACA JUGA: Korut Sebut Pernyataan Sekjen PBB Soal Uji Coba Rudal 'Tidak Adil'Sementara terus memperkuat pertahanannya, Korea Utara telah menyatakan kemarahan pada Amerika Serikat dan sekutu-sekutu regionalnya yang dituduh memperluas aktivitas militer.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat di KCNA, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah “lingkaran setan ketegangan militer yang terus meningkat” adalah dengan menghentikan latihan militer Amerika Serikat dan pengerahan persenjataan canggih ke semenanjung itu.
Amerika Serikat dan Korea Selatan sedang mendiskusikan kemungkinan pengerahan kapal induk bertenaga nuklir AS ke Korea Selatan bulan depan. Demikian seperti dilansir oleh kantor berita Yonhap pada hari Jumat. [lt/ab]