Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Selasa (15/3) mengatakan negaranya akan melakukan tes hulu ledak nuklir dan misil balistik "dalam waktu dekat," melanjutkan pola pembangkangan keras terhadap masyarakat internasional.
Ancaman terakhir ini konsisten dengan tanggapan Pyongyang baru-baru ini terhadap sanksi keras PBB yang baru diberlakukan, dan tampaknya diarahkan kepada pihak-pihak yang meragukan kemampuan nuklir Korea Utara.
Kantor berita pusat Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa Kim memerintahkan uji coba nuklir dan misil lebih lanjut saat menyaksikan simulasi bahan tahan panas yang akan digunakan misil balistik untuk masuk kembali ke atmosfer.
Menurut KCNA, Kim mengatakan "tes ledakan hulu ledak nuklir dan tes ketahanan panas beberapa jenis roket balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir akan dilakukan dalam waktu dekat agar lebih meningkatkan keyakinan akan kemampuan serangan nuklir."
Korea Selatan dan Jepang telah mendesak Korea Utara agar menahan diri untuk tidak lebih jauh melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Pyongyang mengembangkan senjata nuklir dan teknologi misil balistik.
"Korea Utara akan menyebabkan penghancuran dirinya sendiri jika tidak berubah dan terus melakukan provokasi berlebihan dan konfrontasi dengan masyarakat internasional," kata Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, Selasa (15/3).
Sementara Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshide Suga mengatakan, "Kita benar-benar tidak bisa membiarkan Korea Utara melanjutkan sikap provokatifnya dan kekukuhannya untuk tidak menghentikan pengembangan misil nuklirnya."
Pada saat yang sama, Seoul tidak yakin Pyongyang telah mengembangkan teknologi misil yang mampu masuk kembali ke atmosfer. "Apa yang diumumkan Korea Utara hari ini adalah klaim sepihak Korea Utara. Berdasarkan penilaian militer kami sejauh ini, Korea Utara belum memperoleh kemampuan itu," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Moon Sang-kyun.
Korea Utara telah melakukan empat uji coba nuklir, dan mengklaim uji coba terakhir pada bulan Januari adalah sebuah bom hidrogen yang secara signifikan lebih kuat. Tapi sejumlah ahli mengatakan ledakan itu, yang direkam oleh detektor gempa, terlalu kecil untuk bom hidrogen.
Korea Utara mengatakan satelit yang diluncurkannya ke orbit berfungsi dengan baik, meskipun yang belum diverifikasi secara independen.
Ada juga keraguan yang luas atas klaim Korea Utara bahwa mereka telah berhasil membuat miniatur hulu ledak nuklir untuk dipasang pada sebuah misil balistik antarbenua dan bahwa mereka telah memperoleh teknologi yang diperlukan misil jarak jauh untuk membawa muatan masuk kembali ke atmosfer.
Korea Utara memang memiliki misil KN-08 yang diperkirakan memiliki jangkauan beberapa ribu kilometer.
Namun sampai saat ini belum ada tes yang dapat memverifikasi kemampuan misil jarak jauh rudal dan miniatur hulu ledak nuklir itu.
KCNA menerbitkan gambar sebuah objek yang dikatakan sebagai pucuk hulu ledak, benda berbentuk kubah ditempatkan di bawah apa yang tampaknya mesin roket dan sedang diledakkan.
Foto-foto itu mungkin dibuat dengan maksud agar dunia berpikir bahwa program nuklir Korea Utara lebih maju dari yang sesungguhnya, kata Kim Dong-yub, analis dari Institut Kajian Timur Jauh, Universitas Kyungnam di Seoul.
"Dengan melihat bentuknya, banyak yang berpikir Korea Utara telah menyelesaikan miniaturisasi, tapi saya masih skeptis apakah objek itu model atau bahan peledak," katanya.
Tetapi mengingat kemajuan program nuklir Korea Utara dalam dekade terakhir, katanya, wajar untuk menyimpulkan bahwa Pyongyang telah membuat kemajuan signifikan dalam mengembangkan kemampuan mengecilkan ukuran hulu ledak.
Analis nuklir Korea Utara Jeffrey Lewis sependapat dan mengatakan foto dan klaim nuklir Korea Utara tampaknya bisa dipercaya. Direktur East Asia Nonproliferation Program di Middlebury Institute of International Studies yang berlokasi di California itu mengatakan, "Tidak akan aneh bagi sebuah negara yang telah menjalankan empat uji coba nuklir untuk dapat membangun sebuah perangkat fisi dengan diameter sekitar 60 senimeter, yang seharusnya pas untuk pucuk salah satu misil mereka."
Korea Utara diyakini memiliki cukup plutonium untuk membuat delapan sampai 12 bom nuklir serta memiliki cadangan uranium yang diperkaya. Jaringan terowongan juga telah terdeteksi di daerah di mana nuklir diledakkan sebelumnya, diduga untuk persiapan tes lagi.
Korea Utara telah menantang sanksi baru yang diberlakukan PBB bulan ini setelah uji coba nuklir pada bulan Januari diikuti oleh peluncuran roket jarak jauh pada bulan Februari.
Minggu ini Pyongyang mengklaim bisa menghanguskan Manhattan sampai menjadi abu dengan menggunakan bom hidrogen pada misil balistik dan pekan lalu mengancam serangan nuklir terhadap pasukan AS dan Korea Selatan yang sedang melakukan latihan militer tahunan bersama di semenanjung Korea.
Foto-foto yang dirilis Korea Utara dan tes-tes yang direncanakan, kata Lewis, tampaknya dimaksudkan untuk menghilangkan keraguan atas kemampuan nuklirnya.
"Menurut saya, Korea Utara tampaknya secara teratur mengkaji semua yang kita ragukan, dan mereka merilis gambar-gambar dan saya menduga akan berujung pada tes-tes putaran terakhir."
Resolusi baru Dewan Keamanan PBB memperluas sanksi yang ada dengan mengharuskan negara-negara anggota memeriksa semua kargo ke dan dari Korea Utara serta melarang perdagangan batubara jika dilihat sebagai cara untuk mendanai program senjata negara itu.
Korea Utara tidak bersedia tunduk kepada tuntutan masyarakat internasional, dan bahkan kepada China, sekutu dan mitra ekonomi utamanya. [as/ab]