Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesediaannya untuk segera mengunjungi Pyongyang ketika ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui di Rusia pada pekan lalu, kantor berita negara Korea Utara KCNA melaporkan pada Minggu (21/1). Putin juga berterima kasih kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un atas undangannya untuk berkunjung, kata KCNA, mengutip kantor asisten menteri luar negeri Korea Utara.
Lawatan tersebut akan menjadi perjalanan pertama pemimpin Rusia tersebut ke Korea Utara dalam lebih dari dua dekade.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Senin (15/1) bahwa Rusia berharap kunjungan Putin ke Korea Utara, atas undangan Kim, akan dilakukan “di masa mendatang.” Namun ia mengatakan belum ada tanggal yang disepakati.
Laporan KCNA berbahasa Korea pada Minggu (21/1) menyatakan bahwa Putin bermaksud untuk segera berkunjung. Namun laporan berbahasa Inggris berikutnya mengatakan bahwa Putin “bersedia” untuk melakukannya sesegera mungkin.
BACA JUGA: Korea Utara Tangguhkan Perjanjian Militer dengan Korea Selatan Usai Luncurkan Satelit Mata-mataSelama kunjungan Choe, Rusia berterima kasih kepada Korea Utara atas dukungan dan solidaritasnya dalam operasi militer di Ukraina, kata KCNA.
Moskow dan Pyongyang juga menyatakan keprihatinan serius atas tindakan provokatif Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terhadap hak kedaulatan Korea Utara, serta setuju untuk bekerja sama dalam menangani situasi regional, kata laporan itu.
Kerja sama antara Pyongyang dan Moskow akan sejalan dengan semangat Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan hukum internasional lainnya, tambahnya.
Setelah mengambil alih kekuasaan dari Boris Yeltsin pada 1999, Putin mengunjungi Pyongyang pada Juli 2000 untuk bertemu dengan Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un.
BACA JUGA: Delegasi Rusia Berjanji Perkuat Hubungan dalam Kunjungan ke KorutMeningkatnya hubungan Kim dan Putin dalam beberapa tahun terakhir membuat Washington dan sekutu-sekutunya khawatir. Mereka mengutuk perdagangan senjata antara kedua negara tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pengiriman rudal balistik dan senjata lainnya oleh Pyongyang ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina dan pengembangan program nuklir dan rudal balistik yang berkelanjutan memerlukan perhatian dan tindakan terkoordinasi, kata Jung Pak, pejabat senior AS untuk Korea Utara, pada pertemuan dengan utusan nuklir Korea Selatan. Korea dan Jepang di Seoul pada Kamis (18/1). [ah/ft]