Pihak berwenang Korea Utara menunggu beberapa hari untuk memberitahu rakyat negara itu mengenai invasi Rusia terhadap Ukraina, dengan terlebih dulu memberitahu hanya anggota Partai Pekerja Korea yang berkuasa dalam pertemuan pribadi, yang kemudian menyebarkannya, kata para pejabat pemerintah kepada RFA.
Di negara satu partai itu, keanggotaan dalam Partai Pekerja tersedia bagi mereka yang memiliki hak-hak istimewa atau bagi tentara teladan yang telah menyelesaikan tugas wajib yang lama di angkatan bersenjata.
Militer Rusia memulai invasi besar-besarannya ke Ukraina pada 24 Februari, tetapi baru dua hari kemudian Pyongyang memberitahu para anggota partai.
“Kemarin, setiap komite partai regional di provinsi memberitahu semua anggota partai bahwa sekutu kuat kita Rusia sedang berperang,” kata seorang pejabat dari provinsi di bagian barat laut, North Pyongan kepada RFA pada 27 Februari lalu.
“Hubungan internasional tegang karena Rusia berperang, sehingga komite partai regional meminta semua orang bersiap untuk dimobilisasi setiap saat,” kata sumber itu.
Uni Soviet membantu mendirikan Korea Utara pada tahun 1948 setelah menduduki separuh bagian di utara Semenanjung Korea, menyusul kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Ketika itu Soviet menetapkan kakek pemimpin saat ini Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara. Di bawah Vladimir Putin, Rusia melangkah pada tahun 2000 untuk merevitalisasi hubungan dengan Pyongyang yang merosot seiring dengan runtuhnya Uni Soviet.
Para pemimpin partai di pusat menyampaikan kabar mengenai Ukraina kepada masing-masing komite partai di tingkat provinsi, memerintahkan mereka untuk memberitahu para anggota partai pada pertemuan mingguan mereka, di mana mereka mengakui kesalahan politik serta mengukuhkan kembali komitmen mereka untuk setia kepada negara dan para pemimpinnya.
BACA JUGA: Setelah Pertemuan dengan Kim, Putin Anjurkan Pendekatan Denuklirisasi Bertahap“Kabar ini datang secara pribadi dalam acara swakritik pada hari Sabtu,” kata sumber itu. “Para anggota partai diberitahu untuk bersiap dimobilisasi sewaktu-waktu.”
Para anggota partai tidak terkejut, tetapi masih bertanya-tanya mengapa pihak berwenang merahasiakan invasi tersebut, kata sumber itu.
“Para anggota partai tentu saja telah tahu dari kenalan China mereka … bahwa perang telah dimulai, tetapi mereka lebih tertarik lagi pada apa yang menyebabkan Rusia menyerang Ukraina,” lanjutnya.
BACA JUGA: Penjaga Perbatasan Rusia Diserang Nelayan KorutSetelah disampaikan kepada para anggota partai di North Hamgyong, provinsi di timur laut, kabar itu menyebar cepat di tengah masyarakat, kata warga di sana kepada RFA.
“Mereka tidak hanya menyatakan bahwa Rusia sedang berperang, mereka juga memerintahkan kami untuk bersiap memasuki perang segera dalam keadaan apapun,” kata seorang sumber lainnya.
“Sebagai tanggapan, sebagian warga menunjukkan reaksi radikal, dengan mengatakan mereka berharap perang akan terjadi dan sistem memuakkan di mana mereka hidup di dalamnya akan berakhir,” lanjutnya. [uh/ab]