Korea Utara mengumumkan negara itu akan mengadakan konferensi khusus partai yang berkuasa, tidak lama sebelum peluncuran satelit yang telah ditetapkan pertengahan April, Senin (2/4).
Kantor berita resmi Korea Utara mengatakan konferensi Partai Pekerja itu akan diadakan tanggal 11 April di ibukota Pyongyang.
Para analis mengatakan para delegasi kemungkinan akan mengangkat pemimpin baru negara itu, Kim Jong Un, untuk memegang jabatan sekretaris jenderal partai, yang sebelumnya dipegang oleh ayahnya Kim Jong Il, yang meninggal dunia bulan Desember.
Pyongyang mengatakan peluncuran satelit itu adalah bagian dari perayaan ulang-tahun ke-100 mendiang pemimpin Kim Il Sung, pendiri negara komunis itu yang juga kakek Kim Jong Un.
Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, dan Jepang semuanya telah mengecam peluncuran yang direncanakan itu. Sekutu lama Pyongyang-pun, Tiongkok, telah menyatakan kekecewaan yang jarang, sementara Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan keprihatinannya.
Ban mengatakan peluncuran itu dipandang luas di luar Utara sebagai dalih untuk menguji-coba alat pengantar bom nuklir, mengancam keamanan regional. Menurutnya peluncuran itu juga melanggar resolusi PBB yang melarang Pyongyang menggunakan teknologi rudal balistik.
Para analis mengatakan para delegasi kemungkinan akan mengangkat pemimpin baru negara itu, Kim Jong Un, untuk memegang jabatan sekretaris jenderal partai, yang sebelumnya dipegang oleh ayahnya Kim Jong Il, yang meninggal dunia bulan Desember.
Pyongyang mengatakan peluncuran satelit itu adalah bagian dari perayaan ulang-tahun ke-100 mendiang pemimpin Kim Il Sung, pendiri negara komunis itu yang juga kakek Kim Jong Un.
Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, dan Jepang semuanya telah mengecam peluncuran yang direncanakan itu. Sekutu lama Pyongyang-pun, Tiongkok, telah menyatakan kekecewaan yang jarang, sementara Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan keprihatinannya.
Ban mengatakan peluncuran itu dipandang luas di luar Utara sebagai dalih untuk menguji-coba alat pengantar bom nuklir, mengancam keamanan regional. Menurutnya peluncuran itu juga melanggar resolusi PBB yang melarang Pyongyang menggunakan teknologi rudal balistik.