Kota di Perbatasan China-Myanmar akan Dibuka Lagi Secara Terbatas

Pos pemeriksaan perbatasan antara Myanmar dan Ruili, di barat daya provinsi Yunnan, China. (Foto: dok).

Sebuah kota China di perbatasan dengan Myanmar pekan lalu mulai melakukan tes virus corona terhadap ribuan warga setelah dua migran Myanmar dinyatakan positif terjangkit virus itu.

Para pejabat mengeluarkan perintah PSBB di Ruili, kota transit di provinsi Yunnan di perbatasan sepanjang 2.200 kilometer. Pihak berwenang menangkapi banyak buruh migran ilegal dan memulangkan mereka kembali ke Myanmar.

China menetapkan Ruili dalam “kondisi masa perang” sementara para pejabat meluncurkan upaya untuk mengetes sekitar 200 ribu warga. Ruan Chengfa, wakil sekretaris komite partai di Yunnan, mengatakan dalam suatu rapat bahwa pihak berwenang memiliki kebijakan ketat mengenai “inspeksi komplet, karantina ketat. Tidak ada yang boleh keluar dan masuk.”

Warga antre untuk tes Covid-19 di Ruili, provinsi Yunnan barat daya China, 15 September 2020. (Foto: dok).


Hingga 17 September, atau dua pekan setelah kasus pertama dua migran itu terdeteksi, lebih dari 360 tempat tes telah didirikan di Ruili, dengan 1.200 petugas kesehatan yang melakukan tes tersebut.

Hari Senin (21/9), pejabat provinsi menyatakan hasil tes semua warga dinyatakan negatif, dan perintah tinggal di rumah di kota itu akan dicabut, sebut Reuters.

“Terlepas dari dua kasus impor, tidak ada kasus lokal atau penularan lokal virus yang ditemukan,” sebut pemerintah Yunnan dalam suatu pernyataan.

Karantina di rumah bagi warga dijadwalkan dicabut pada hari Senin pukul 10 malam, tetapi bioskop, bar dan kafe internet masih tetap ditutup, sebut Reuters mengenai pernyataan itu.

Pembukaan sebagian itu diambil sehari setelah Kementerian Kesehatan Myanmar mengumumkan perintah tinggal di rumah bagi kawasan Yangon yang berlaku mulai Senin, di tengah-tengah rekor peningkatan kasus baru harian COVID-19. Ada 44 kota di kawasan Yangon dengan jumlah populasi lebih dari 5 juta orang.

Hari Senin, kementerian kesehatan menyatakan mencatat 264 kasus baru virus corona, dengan sebagian besar kasus baru ditemukan di Yangon, kota terbesar di Myanmar dan pusat perniagaan negara itu. Myanmar telah melaporkan total 6.151 kasus COVID-19 dan 98 kematian per hari Senin, sebut Johns Hopkins University Coronavirus Resource Center. [uh/ab]