Penjaga Gereja Katholik di Tanah Suci akhir November lalu tiba di Bethlehem, isyarat dimulainya perayaan Natal di tengah kebijakan penutupan sebagian wilayah dan penghentian kegiatan atau lockdown di Tepi Barat karena lonjakan kasus virus corona.
Sejumlah anak-anak pramuka yang mengenakan masker wajah meniup “bagpipes” dan memainkan drum ketika pastur Francesco Patton dan sejumlah pejabat berjalan menuju Gereja Kelahiran atau Church of Nativitiy. “Bagpipes” adalah alat musik dengan pipa buluh yang dibunyikan dengan tekanan angin dari tas yang diremas oleh lengan pemain. Alat musik ini dikenal luas di Skotlandia, tetapi juga digunakan dalam musik rakyat di Irlandia dan Perancis.
Paris, Madrid Hingga Singapura Tetap Meriahkan Jalan dengan Hiasan Natal
Kemeriahan juga terasa ketika lampu-lampu hias Natal dinyalakan di Champs Elysees di Paris, di jalan-jalan kota Madrid hingga ke Singapura. Presiden Perancis Emmanuel Macron yang pekan lalu positif terjangkit virus corona mengijinkan toko-toko tetap buka, tampaknya upaya untuk menutup kerugian ekonomi setelah penutupan luas pada awal pandemi Maret lalu.
BACA JUGA: Kesyahduan Suasana Natal di BethlehemToko-toko, seperti Dior dan Louis Vitton di Champs-Elysees, yang merupakan salah satu lokasi paling terkenal di dunia, ramai dikunjungi warga yang belanja Natal. Pemerintah Perancis melonggarkan kebijakan pembatasan sosial terkait virus corona – termasuk pemberlakuan jam malam – hanya pada tanggal 24 dan 25 Desember, di mana museum dan bioskop akan diijinkan buka.
Sementara di Madrid, lebih dari 10,8 juta lampu LED digunakan untuk menghiasi jalan-jalan kota.
Nyala lampu serupa juga menerangi jalan utama di Orchard Road, Singapura, dengan warna utama putih keperakan, kuning emas dan biru. Lampu-lampu Natal ini akan dipasang hingga tanggal 6 Januari nanti.
Permintaan Pohon Natal Asli Melonjak
Di Amerika, setelah munculnya trend memasak, berkebun dan mengamati burung – kegiatan-kegiatan baru di saat pembatasan sosial akibat pandemi – kini menguat pula tuntutan untuk memiliki pohon Natal asli yang baru dipotong dari hutan.
Dewan Promosi Pohon Natal Amerika mendapati bahwa 20 persen orang yang sebelumnya memasang pohon Natal palsu, tahun ini menginginkan pohon Natal yang asli. Pemilik McKenzie Farms, McKenzie Cook mengatakan orang-orang yang tahun ini terpaksa berada di rumah, memilih untuk mendekorasi sendiri pohon Natal asli mereka.
“Pohon Natal yang baru dipotong di hutan sangat diminati. Kami tidak pernah melihat tingginya permintaan akan pohon Natal asli sebesar tahun ini. Ada 15-20 juta warga Amerika yang akan berada di rumah saja tahun ini dibandingkan bepergian, walhasil mereka akan menghias rumah. Sementara di masa lalu mereka menikmati hiasan di rumah orang lain.”
McKenzie Cook memiliki pertanian di pinggiran barat daya Portland, Oregon. Ia mulai mengirim pohon-pohon cemara asli satu minggu lebih awal dari biasanya ke toko-toko besar seperti Costco dan Home Depot.
Natal kali ini memang berbeda, tapi merayakannya bersama keluarga, tetap tak ternilai maknanya. [em/jm]