Kutub Utara bukan hanya kediaman Sinterklas saja, Kutub Utara atau dalam Bahasa Inggris “North Pole” juga nama sebuah kota di Alaska, negara bagian paling utara AS yang dingin dan bersalju. Kota North Pole berpenduduk hanya sekitar dua ribu dua ratus jiwa, tetapi juga sering kedatangan turis yang ingin mengabadikan diri di depan papan-papan namanya yang juga dinamai sesuai kisah Sinterklas, seperti “Santa Claus Lane” dan “Snowman Lane.”
Setiap menjelang Natal kantor pos kota North Pole selalu kebanjiran surat dari anak-anak dari seluruh Amerika. Semuanya disortir dan dibuka pegawai kantor pos, termasuk manager kantor pos North Pole, Lisa Wineland.
“Kami membuka amplop dan membaca suratnya yang sebagian besar diberi warna-warni menarik dan diberi gambar lucu,” kata Wineland.
Menurut Wineland setiap anak mengaku telah berkelakuan baik, sehingga meminta hadiah.
“Biasanya barang elektronik atau game terbaru dan terbaik”, kata Wineland. Tetapi ada kalanya ada yang tidak meminta hadiah materi. Sebagai contoh, Wineland membacakan sebuah surat dari anak bernama Manke.
“Tahun ini, saya minta doakan saya, keluarga serta teman-teman saya,” tulis Manke, “Terima kasih atas jerih payah Bapak untuk berbagi kebahagiaan orang setahun ini. Salam saya kepada Nyonya Sinterklas dan rusa-rusa kutub Anda, terutama Rudolph.”
Rudolph yang dikenal dengan hidungnya yang merah menyala juga menjadi nama sebuah kota di negara bagian Wisconsin, yang ikut sibuk saat puncak musim berkirim hadiah dan kartu Natal.
Yvonne Pagels dan Becky Trzebiatowski adalah dua pegawai Kantor Pos Rudolph yang tiap hari selama Desember menyortir lebih dari sepuluh ribu surat yang semuanya menunggu dicap stempel khusus kota Rudolph. Tradisi memberi stempel Rudolph ini berawal pada tahun 1945 dan sekarang semakin banyak diminati.
“Semakin tahun semakin ramai saja,” kata Trzebiatowski, “Kami mendapat semakin banyak kartu dan amplop bahkan dari seluruh dunia.”
Termasuk di antaranya adalah warga dari luar kota yang sengaja dating memburu cap stempel kota Rudolph, seperti Kim Stommel dan ayahnya.
Kata Stommel, “Saya pikir alangkah menyenangkannya bila kami ada stempel Rudolph dan distempel di Rudolph pula.” [np]