Kota New York, yang sebelumnya menerapkan protokol keamanan COVID-19 paling ketat di AS, mencabut sejumlah protokolnya, termasuk kewajiban memakai masker di sekolah dan menunjukkan bukti vaksinasi di restoran, serta tempat-tempat hiburan dan budaya.
Wali Kota New York, Eric Adams dari Partai Demokrat, berkeliling kawasan East Village yang ramai, Senin (7/3) lalu untuk menyebarluaskan kabar bahwa kota itu telah dibuka kembali.
“Pesan yang ingin saya sampaikan hari ini adalah… keluar rumah lah. Ini hari yang cerah. Keluarlah, kunjungi restoran. Anak-anak sudah tidak wajib memakai masker. Berbelanja lah di dalam kota, seperti yang diingatkan anggota dewan. Keluarlah, telusuri kota kita. Nikmati kota kita,” tegasnya.
Adams mengunjungi restoran khas Meksiko La Palapa, di mana sang koki dan pemiliknya, Barbara Sibley, menyambut baik keputusan pemerintah kota untuk menghentikan pemeriksaan status vaksinasi pengunjung.
“Kita akan menuju musim panas, dengan cuaca yang lebih hangat. Menurut saya penting bagi kita menerima kenyataan dan bersikap terbuka saat dibutuhkan. Kapan pun kami perlu menerapkan kembali prosedur-prosedur COVID-19, kami sudah tahu apa yang harus dilakukan dan kami siap melakukannya,” kata Barbara Sibley, Chef dan Pemilik Restoran Meksiko "La Palapa".
Di samping itu, sebagian besar pelajar di sekolah-sekolah negeri di kota itu diizinkan masuk kelas tanpa mengenakan masker untuk pertama kalinya sejak Maret 2020. Pemakaian masker masih diwajibkan bagi anak-anak di bawah usia lima tahun, yang memang belum memenuhi syarat untuk menerima vaksin COVID-19.
Your browser doesn’t support HTML5
Keputusan itu disambut beragam, baik oleh siswa maupun orang tua mereka.
Jack Jalaly, salah seorang siswa, mengaku senang. “Saya tidak suka pakai masker di sekolah karena membuat kepala dan telinga saya sakit,” jelasnya. Namun, Derrick Carter-Jacob, siswa lainnya, belum berani melepas masker. “Saya tidak mau melepas masker. Saya tidak mau tertular COVID,” komentarnya.
Sementara bagi Maria Hernandez, salah satu orang tua murid, kebijakan mengenai masker dapat disesuaikan dengan kondisi pelajar. “Menurut saya, anak-anak yang sudah divaksinasi tidak perlu memakai masker. Banyak juga anak-anak yang orang tuanya tidak membiarkan mereka divaksinasi. Untuk mereka, tetap kenakan masker,” terangnya.
Belakangan ini, Kota New York mencatat jumlah rata-rata 680 kasus baru dengan 25 kematian per hari, turun dari hampir 41 ribu kasus baru dan 130 kematian per hari pada puncak lonjakan omicron Januari lalu.
Virus itu masih menyebabkan rawat inap dan kematian dengan frekuensi lebih tinggi dibanding musim panas maupun sebagian besar musim gugur tahun lalu di New York, ketika aturan mengenai bukti vaksinasi dan kewajiban bermasker di sekolah diberlakukan.
Sekitar 4.000 penduduk kota itu meninggal dunia akibat virus corona sejak 1 Januari 2022, lebih besar dari jumlah total kasus kematian sepanjang sembilan bulan sebelumnya.
Wali Kota New York, Eric Adams bersikeras dirinya mengikuti sains. “Kami mengikuti sains, jadi kami melakukan apa yang sains katakan,” ujarnya. [rd/lt]