Kota New York Kerahkan Satuan Kontra Terorisme pasca Serangan di Paris

  • Darren Taylor

Polisi New York (NYPD) meningkatkan pengamanan di Times Square, New York menyusul serangan ISIS di Paris (18/11).

Komisaris Polisi Kota New York, William Bratton, membanggakan kemampuan satuan khusus dalam kemampuannya untuk mengumpulkan data intelijen dan mencegah serangan.

Setelah serangan pekan lalu di Beirut dan di Paris, kini Kota New York mengerahkan “komando tanggap darurat” berpelangkap khusus untuk melindungi kota itu dan untuk menggagalkan setiap aksi teror terorganisir yang mungkin kelak akan terjadi. Sekitar 500 personil yang bertugas dalam satuan itu telah dilatih untuk mencegah serangan yang dilakukan oleh pelaku tanggal maupun beberapa serangan semultan yang terkoordinasi.

Warga Kota New York segera berpihak pada Perancis. Hari Senin, mereka memberikan penghormatan kepada para korban serangan di Paris dengan menyanyikan ‘La Marseillaise,’ lagu kebangsaan Perancis, dalam upacara yang sendu di Tugu Peringatan Serangan Teroris 11 September 2001 di New York.

Konsul Jenderal Perancis, yang yang menghadiri acara itu, menyebut serangan Jumat itu paling mematikan di bumi Perancis sejak Perang Dunia II.

Konsul Jenderal Perancis Bertrand Lortholary mengatakan “Itu adalah aksi perang. Kini Perancis berada dalam perang.”

Sementara itu, para pemimpin Kota New York, mengadakan upacara tersendiri, dan mengumumkan pengerahan unit khusus terdiri atas 500 anggota polisi dan delapan anjing polisi yang bertugas melindungi kota itu dan memperkuat berbagai program kontra-terorisme.

“Dengan komando tanggap darurat ini, kita dapat mengatakan dengan lebih pasti daripada sebelumnya bahwa tidak ada kota di Amerika yang lebih siap untuk membela diri dan melawan terorisme. Tidak ada kota yang lebih siap untuk menanggapi terorisme daripada Kota New York,” kata Bill Deblasio.

Komisaris Polisi Kota New York, William Bratton, membanggakan kemampuan satuan khusus itu - yang dilengkapi dengan senapan semi-otomatis M4 serta telepon pintar berteknologi yang ditingkatkan kemampuannya untuk mengumpulkan data intelijen dan mencegah serangan - untuk segera bergegas menuju tempat berbahaya jika diperlukan.

“Mereka telah dilatih dan akan menerima pelatihan yang diperluas terus menerus tentang bagaimana menghadapi skenario penembak aktif, seperti yang kita saksikan di Paris, Perancis, sehingga kapanpun akan ada lebih dari personil pasukan khusus ini yang bertugas di Kota New York,” kata Komisaris Polisi Kota New York, William Bratton.

Bratton mengatakan pasukan dari satuan khusus itu tidak boleh hanya fokus pada tempat-tempat tujuan wisata penting, seperti Times Square, tetapi juga “sasaran-sasaran lunak,” misalnya restoran dan tempat-tempat konser, seperti dalam tragedi minggu lalu di Paris. Dia mengatakan bahwa selambatnya bulan Juni 2016, Kota New York akan menambah 2.000 petugas yang mampu menangani hingga 24 serangan simultan di kota itu. [lt]