KPK Beri Penghargaan kepada Siswa Jujur

  • Munarsih Sahana

Pauline Arifin dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memasangkan pin "Jujur Itu Hebat" untuk Muhammad Tasqif Wismadi, siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta, disaksikan Kepala Sekolah (belakang) dan teman Tsaqif. (Foto: VOA/Munarsih Sahana)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari Rabu (22/4) memberikan penghargaan kepada sejumlah siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta karena bersikap jujur, dan diyakini memiliki dasar sikap anti-korupsi. Mereka mendapatkan bocoran soal Ujian Nasional tetapi tidak mau memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

Pauline Arifin, staf bagian Fungsional Pendidikan pada Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK hari Rabu (22/4) pekan ini mendatangi sekolah SMA Negeri 3 Yogyakarta. Ia memberikan penghargaan kepada Muhammad Tsaqif Wismadi dan 4 temannya berupa plakat dan pin bertuliskan “Jujur Itu Hebat”.

Menurut Pauline, penghargaan itu diberikan kepada para siswa tersebut karena mereka berani bersikap jujur dan integritas yang merupakan nilai dasar dari sikap anti korupsi. Penghargaan itu, menurut Pauline, untuk mendorong lebih banyak orang Indonesia bersikap jujur dan dengan lantang menyuarakan kejujuran.

Your browser doesn’t support HTML5

KPK Beri Penghargaan kepada Siswa Jujur

“Keberanian adik-adik SMAN-3 untuk menyatakan dan menyuarakan dengan lantang keadilan dan kebenaran bahwa mereka punya kesempatan untuk menggunakan soal-soal UN (Ujian Negara) yang bocor itu tetapi mereka memilih untuk tidak menggunakan itu. Dan mereka tetap menjalankan UN itu dengan jujur, dan itu adalah nilai dasar untuk anti korupsi. Korupsi di negara kita ini masih merajalela karena banyak orang baik belum berani menyuarakan kebenaran, menyuarakan keadilan dengan lantang. KPK ingin mendorong semua elemen masyarakat menyuarakan keadilan, menyuarakan kebenaran dan menyuarakan sikap integritas,” katanya.

Muhammad Tsaqif Wismadi, tentang sikapnya itu, mengaku bahwa sikap jujur merupakan pilihan terbaik karena teman-teman di sekitarnya bersikap jujur. Ia tidak rela usaha teman-temannya belajar menjadi sia-sia karena ada teman yang lain bersikap tidak jujur, yaitu menggunakan bocoran soal ujian. Tsaqif dan teman-temannya mendapatkan informasi melalui media sosial tentang adanya soal-soal Ujian Negara SMA 2015 yang dibocorkan oleh oknum dari pihak percetakan dengan mengunggah soal-soal tersebut di internet. Tetapi Tsaqif dan teman-teman tidak menggunakan bocoran soal itu tetapi memilih melaporkan kepada pihak sekolah.

Pauline Arifin dari KPK menyerahkan plakat kepada Dwi Rini Wulandari Kepala Sekolah SMAN 3 Yogyakarta atas sikap jujur yang ditunjukkan para siswanya. (Foto: VOA/Munarsih Sahana)

”Melihat lingkungan di sekitarku itu teman-teman jujur semua, ya kasihan lah mereka sudah belajar (keras) kayak gitu, meluangkan waktu, usaha, duit orangtua kanjadinya sia-sia kalau jadi begini. Kita tahu (ada bocoran itu) tetapi kita diam itu kan mestinya tidak terjadi apa-apa. Dan menurut saya ini hal terbai yang bisa kami lakukan. Setelah itu menyebar, pagi-pagi itu ada ratusan pesan WA, LINE, SMS itu ngancam-ngancam, neror itu banyak, eh rumahmu dimana biar sini tak (bom) molotov saja,” katanya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Yogyakarta Dwi Rini Wulandari mengaku bersyukur anak didiknya bersikap jujur. Ia meneruskan laporan siswanya kepada pimpinan di kantor dinas Pendikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dwi mengatakan, ” Kami sudah lapor ke pimpinan karena kami punya pimpinan, dan terus beliau langsung tindak-lanjuti. Ya, Insya Allah anak-anak kami ini kami beri dan tanamkan untuk jujur. Bahkan kami juga punya kegiatan, program dari OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) juga.”

Edy Heri Suasana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Yogyakarta berjanji menjadikan Tasqif dan kawan-kawannya sebagai Pahlawan Kejujuran yang diharapkan mendorong lahirnya lebih banyak lagi siswa sekolah bersikap jujur dan berintegritas.

”Ya anak seperti Tsaqif ini mestinya ada banyak lagi Tasqif yang lain, sehingga anak-anak jujur semakin banyak, itu yang kami harapkan. Kami akan menindak-lanjutinya dengan;pertama event hari ini ketika KPK memberikan penghargaan kami akan promosikan kepada masyarakat pendidikan dilingkungan kami. Kedua, akan menjadi contoh bagi kami, maka kami sebut si Tsaqif dan teman-temannya di SMA 3 ini menjadi pahlawan kejujuran untuk pelaksanaan UN. Ini akan menjadi pahlawan-pahlawan yang akan kami hadirkan dalam banyak kesempatan terutama kalau saya berada di sekolah,” tambahnya.

Kebocoran soal-soal Ujian Nasional untuk SMA tahun 2015 telah terjadi di sejumlah daerah. Namun Menteri Anies Baswedan mengatakan tidak perlu dilakukan ujian ulangan karena berdasarkan penilaian yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tingkat integritas siswa masih relatif tinggi. Disamping itu, Ujian Nasional tahun ini bukan menjadi penentu kelulusan siswa.