Kremlin: Rusia dan AS Sepakat Perpanjang Perjanjian START Baru

Pesawat B52G Stratofortress yang diperbolehkan dalam Perjanjian Kendali Senjata Nuklir (START) AS dan Rusia, tampak di Pangkalan Angkatan Udara Davis-Monthan di Tucson, Arizona, 5 Februari 2018. (Foto: AP)

Kremlin pada Selasa (26/1) mengatakan Rusia dan Amerika telah mencapai kesepakatan untuk memperpanjang perjanjian kendali senjata nuklir atau START yang baru. Ini adalah sebuah langkah yang mempertahankan pakta besar terakhir yang sejenis diantara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Kantor berita Reuters melaporkan Gedung Putih belum mengonfirmasi pengumuman Kremlin itu, tetapi mengatakan Presiden Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putih telah membahas masalah ini melalui telepon. Kedua pemimpin setuju bahwa tim mereka akan segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan perjanjian itu pada 5 Februari nanti ketika perjanjian itu berakhir.

START – singkatan dari Strategic Arms Reduction Treaty atau Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis – yang ditandatangani pada 2010, merupakan landasan pengendalian senjata di dunia. Perjanjian ini membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang ditempatkan oleh Amerika dan Rusia, yaitu masing-masing 1.550 hulu ledak. Demikian pula jumlah rudal di darat dan di kapal selam, serta pesawat-pesawat pembom.

Kremlin mengumumkan terobosan, yang sudah diantisipasi itu, dalam pernyataan yang mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya sejak Biden dilantik 20 Januari lalu, kedua kepala negara telah melangsungkan pembicaraan.

Rusia dan Amerika gagal menyepakati perpanjangan START ini pada masa pemerintahan Donald Trump, karena Trump ingin melampirkan persyaratan baru yang kemudian ditolak Rusia.

Kremlin mengatakan Putin dan Biden “menyampaikan rasa puas” tentang catatan diplomatik kedua negara yang telah dipertukarkan sebelumnya, yang mengonfirmasi rencana perpanjangan pakta itu. Kremlin juga mengatakan dalam beberapa hari mendatang akan menyelesaikan prosedur yang diperlukan untuk memberlakukan pakta tersebut sebelum perjanjian yang lama habis masa berlakunya.

Gedung Putih, dalam penggambaran pembicaraan telepon itu, tidak mengatakan soal dicapainya perjanjian START yang baru, atau apakah ada nota diplomatik yang dipertukarkan, meskipun nadanya positif.

“Mereka (Biden dan Putin.red) membahas kesediaan kedua negara untuk memperpanjang START yang baru untuk lima tahun ke depan, setuju agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan perjanjian itu pada 5 Februari,” demikian petikan pernyataan Gedung Putih.

“Mereka juga sepakat untuk melihat pembicaraan stabilitas strategis tentang berbagai pengendalian senjata dan isu-isu keamanan yang muncul.” [em/pp]