Kremlin: Tak Ada Alasan untuk Optimis pasca Pembicaraan dengan AS

Wakil Menlu AS Wendy Sherman (kiri) dan Wakil Menlu Sergei Ryabkov dalam pembicaraan AS-Rusia di Jenewa, Swiss (10/1).

Kremlin Selasa (11/1) mengatakan bahwa "tidak ada alasan signifikan untuk optimistis" pasca pembicaraan Rusia-Amerika yang sangat dinantikan tentang Ukraina dan masalah keamanan lainnya. Seorang analis politik Ukraina berpendapat Rusia telah menggunakan pembicaraan itu untuk mencoba merusak kepercayaan antara Amerika dan Uni Eropa.

Pembicaraan itu bertujuan meredakan ketegangan antara Amerika dan Rusia mengenai Ukraina dan berlangsung Senin di Jenewa. Namun, hasil pembicaraan itu tidak memberi tanda-tanda kemajuan segera.

Rusia bersikeras menuntut NATO menghentikan ekspansi ke arah timur dan bahkan menarik militer yang dikerahkan aliansi itu ke Eropa Timur. Tuntutan itu dengan tegas ditolak Amerika.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov Selasa mengatakan cara di mana pembicaraan diadakan: "terbuka, komprehensif dan langsung," layak mendapat penilaian positif. Tetapi yang penting adalah hasilnya. "Sejauh ini, kami katakan, tidak ada alasan yang signifikan untuk optimistis," kata Peskov dalam konferensi pers.

Bulan lalu, Rusia menyerahkan rancangan dokumen keamanan yang menuntut agar NATO menolak keanggotaan Ukraina dan negara-negara lain bekas Uni Soviet. Rusia juga meminta NATO menghentikan pengerahan militer aliansi itu ke Eropa Tengah dan Timur.

Amerika dan sekutunya menolak untuk memberi janji semacam itu, tetapi mengatakan mereka siap untuk pembicaraan itu.

BACA JUGA: Putin: NATO dan Para Pemimpin Barat Langgar Janji

Tuntutan-tuntutan, yang tertuang dalam usul perjanjian keamanan Rusia-Amerika, dan perjanjian keamanan antara Rusia dan NATO itu dirancang di tengah meningkatnya ketegangan atas peningkatan pengerahan pasukan Rusia di dekat Ukraina. Pengerahan pasukan itu memicu kekhawatiran akan kemungkinan invasi.

Rusia membantah bahwa mereka berencana menyerang negara tetangganya tetapi mendesak adanya jaminan hukum yang tidak akan memungkinkan ekspansi NATO dan pengerahan senjata di sana.

Peneliti senior di Institute of Europe, Pavle Sharikov percaya pada apa yang dikatakan Rusia. “Tidak ada alasan bagi Rusia untuk menyerang Ukraina. Dan secara logis dan logistik, ini adalah waktu yang sangat salah tahun ini. Dan tidak ada tujuan geopolitik, tujuan strategis, yang bisa dicapai Rusia, dengan mencaplok wilayah Ukraina," ujarnya.

Rusia telah menggunakan pembicaraan dengan Amerika untuk mencoba merusak kepercayaan antara Amerika dan Uni Eropa, kata analis politik Ukraina, Petro Burkovskiy dari Democratic Initiatives Foundation.

BACA JUGA: AS Siap Berlakukan Sanksi Keras terhadap Rusia

“Tujuan penting jangka panjang Rusia, yang juga dikejarnya dalam pembicaraan baru-baru ini, adalah mencoba mencegah Amerika mempersenjatai negara-negara di Eropa tengah, utara dan timur yang bergabung dengan NATO setelah 1997 atau sama sekali tidak bergabung dengan NATO, seperti Swedia dan Finlandia," kata Burkovskiy.

Setelah pertemuan Rusia-Amerika Senin di Jenewa, Moskow dan perwakilan NATO diperkirakan akan bertemu akhir pekan ini. Rusia juga akan bertemu Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, yang mencakup Amerika. [ka/ab]