Kremlin Tolak Konfirmasi Keberadaan Assad di Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri), memeluk Presiden Suriah Bashar Assad di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi, Rusia pada 2027. (Mikhail Klimentyev, Kremlin Pool Photo via AP)

Sebuah sumber Kremlin mengatakan kepada kantor berita Rusia, Minggu (8/12) bahwa Assad dan keluarganya berada di Moskow, beberapa jam setelah ia meninggalkan Suriah saat pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islamis berhasil merangsek ke Damaskus.

Kremlin, Senin (9/12), menolak mengonfirmasi terkait laporan bahwa Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, melarikan diri ke Moskow. Rusia justru mengungkapkan rasa "keterkejutannya" atas kudeta yang dilakukan kelompok pemberontak.

"Mengenai keberadaan Tuan Assad, saya tidak punya informasi apa pun untuk diberitahukan kepada Anda," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Seorang sumber Kremlin mengatakan kepada kantor berita Rusia, Minggu (8/12) bahwa Assad dan keluarganya berada di Moskow, beberapa jam setelah ia meninggalkan Suriah saat pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islamis berhasil merangsek ke Damaskus.

Putra Assad diketahui tengah menimba ilmu di Moskow.

BACA JUGA: Rusia: Assad Tinggalkan Suriah, Perintahkan Serah Terima Kekuasaan secara Damai

Peskov menegaskan jika Rusia memang memberikan suaka kepada Assad dan keluarganya, maka hal itu akan menjadi keputusan yang diambil oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Tentu saja keputusan seperti itu tidak dapat diambil tanpa keterlibatan kepala negara, dan itu adalah keputusannya," kata Peskov.

Ia menekankan bahwa tidak ada jadwal pertemuan dengan Assad dalam agenda Putin.

Rusia beberapa kali diketahui memberikan suaka kepada sejumlah pemimpin yang digulingkan, termasuk mantan presiden Ukraina Viktor Yanukovych.

Foto Presiden Suriah Bashar al-Assad yang rusak tergeletak di lantai di Bandara Internasional Qamishli, Suriah, 9 Desember 2024. (Foto: Orhan Qereman/Reuters)

Menanggapi peristiwa yang terjadi di Suriah dalam beberapa hari terakhir, Peskov mengakui bahwa Kremlin merasa terkejut.

"Apa yang terjadi telah mengejutkan seluruh dunia dan, dalam kasus ini, kami tidak terkecuali," katanya.

Rusia diketahui memiliki pangkalan militer dan angkatan laut yang strategis di Suriah, yang menjadi basis intervensi militernya untuk mendukung Assad pada 2015.

"Sekarang akan ada masa yang sangat rumit karena ketidakstabilan," kata Peskov.

BACA JUGA: Sekilas tentang Golani: Mantan Komandan Al Qaeda yang Gulingkan Pemerintahan Assad

Saat ditanya mengenai nasib pangkalan-pangkalan Rusia tersebut, ia menjawab, "Masih terlalu dini untuk membahasnya. Hal ini akan menjadi bahan diskusi dengan siapa pun yang nantinya berkuasa di Suriah."

Ia menambahkan bahwa keamanan pangkalan-pangkalan itu "sangat penting".

"Kami melakukan segala yang mungkin dan diperlukan untuk menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang dapat menjamin keamanan. Militer kami juga telah mengambil langkah-langkah pencegahan," ujarnya.

Sumber dari Kremlin yang dikutip oleh kantor berita Rusia, Minggu (8/12) menyatakan bahwa pemberontak yang menggulingkan Assad "menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan fasilitas diplomatik di Suriah. [ah/es]