Para pemimpin dunia mulai tiba di Belanda hari Minggu (23/3), menjelang KTT Keamanan Nuklir yang diperkirakan akan dibayang-bayangi krisis di Ukraina.
Presiden Amerika Barack Obama dijadwalkan tiba di Eropa hari Senin (24/4) untuk menghadiri pertemuan G-7 dan Uni Eropa yang diperkirakan akan dilingkupi peristiwa aneksasi Rusia atas Krimea dan ancaman serbuan Rusia ke Ukraina.
Sementara Rusia memperkokoh cengkeramannya atas Krimea dan terus menggelar dan memangkalkan kekuatan militernya, Amerika dan Uni Eropa berharap bisa mencegah sesuatu langkah baru Rusia.
Obama mengatakan, "Dunia memperhatikan dengan seksama sementara Rusia menggelar militernya sedemikian rupa sehingga bisa melakukan serbuan lanjutan ke wilayah selatan dan timur Ukraina. Oleh karena itu, kami bekerja dengan mitra di Eropa untuk mengembangkan sanksi keras yang bisa diterapkan jika Rusia terus memperuncing keadaan."
Pemerintah Amerika menegaskan fokusnya pada perundingan minggu ini. Penasehat Kemanan Nasional Susan Rice menjelaskan, "Pertemuan ini tentunya menentang intervensi Rusia di Ukraina. Seluruh dunia akan melihat bahwa Rusia semakin terisolasi."
Melihat besarnya kekuatan militer Rusia yang digelar di sepanjang perbatasan timur Ukraina bersiap menghadapi serbuan lanjutan.
Menteri Luar Negeri sementara Ukraina, Andriі Deshchytsia mengatakan, "Kami siap untuk menanggapi. Pemerintah Ukraina mencoba menggunakan semua upaya damai dan diplomatik untuk menghentikan Rusia. Saat ini, jika pasukan Rusia menyerbu Ukraina dari timur, maka sulit bagi kami meminta warga Ukraina yang hidup disana untuk tidak menanggapi sebuah invasi militer."
Minggu lalu, Amerika memperketat sanksi terhadap Rusia. Rusia membalas dengan mengenakan larangan berkunjung ke Rusia kepada beberapa pejabat tinggi dan anggota Kongres Amerika, termasuk Senator John McCain, yang menyerukan agar Amerika meningkatkan bantuan bagi Ukraina.
"Saya tidak melihat salah jika AS memberi (bantuan) senjata mematikan kepada pemerintah Ukraina, yang baru saja mengalami invasi dan terpecah," ujar McCain.
Krisis di Ukraina akan menjadi fokus utama pembahasan di Capitol Hill saat anggota DPR kembali dari reses selama satu minggu hari Senin (24/3).
Sementara Rusia memperkokoh cengkeramannya atas Krimea dan terus menggelar dan memangkalkan kekuatan militernya, Amerika dan Uni Eropa berharap bisa mencegah sesuatu langkah baru Rusia.
Obama mengatakan, "Dunia memperhatikan dengan seksama sementara Rusia menggelar militernya sedemikian rupa sehingga bisa melakukan serbuan lanjutan ke wilayah selatan dan timur Ukraina. Oleh karena itu, kami bekerja dengan mitra di Eropa untuk mengembangkan sanksi keras yang bisa diterapkan jika Rusia terus memperuncing keadaan."
Pemerintah Amerika menegaskan fokusnya pada perundingan minggu ini. Penasehat Kemanan Nasional Susan Rice menjelaskan, "Pertemuan ini tentunya menentang intervensi Rusia di Ukraina. Seluruh dunia akan melihat bahwa Rusia semakin terisolasi."
Melihat besarnya kekuatan militer Rusia yang digelar di sepanjang perbatasan timur Ukraina bersiap menghadapi serbuan lanjutan.
Menteri Luar Negeri sementara Ukraina, Andriі Deshchytsia mengatakan, "Kami siap untuk menanggapi. Pemerintah Ukraina mencoba menggunakan semua upaya damai dan diplomatik untuk menghentikan Rusia. Saat ini, jika pasukan Rusia menyerbu Ukraina dari timur, maka sulit bagi kami meminta warga Ukraina yang hidup disana untuk tidak menanggapi sebuah invasi militer."
Minggu lalu, Amerika memperketat sanksi terhadap Rusia. Rusia membalas dengan mengenakan larangan berkunjung ke Rusia kepada beberapa pejabat tinggi dan anggota Kongres Amerika, termasuk Senator John McCain, yang menyerukan agar Amerika meningkatkan bantuan bagi Ukraina.
"Saya tidak melihat salah jika AS memberi (bantuan) senjata mematikan kepada pemerintah Ukraina, yang baru saja mengalami invasi dan terpecah," ujar McCain.
Krisis di Ukraina akan menjadi fokus utama pembahasan di Capitol Hill saat anggota DPR kembali dari reses selama satu minggu hari Senin (24/3).