KTT ASEAN 2023 akan Perkuat Kerja Sama Strategis Antar Negara Anggota 

  • Fathiyah Wardah

Presiden Joko Widodo memberi pidato sambutan dalam pertemuan menteri luar negeri ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) di Jakarta, 14 Juli 2023. (Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Pool/Reuters)

Sebagai Ketua ASEAN, Indonesia ingin meletakkan landasan untuk kerja sama strategis ke depannya. 

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN (Association of Southeast Asian Nations/Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara), Kementerian Luar Negeri, Sidharto Suryodipuro mengatakan, Jumat (11/8), bahwa sebagai ketua ASEAN, Indonesia ingin meletakan landasan untuk kerja sama strategis ke depannya.

Untuk itu pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 yang digelar pada 5-7 September 2023 di Jakarta, ASEAN akan membahas sejumlah isu, di antaranya penguatan kelembagaan ASEAN dan berbagai mekanisme kerja, termasuk bagaimana memperkuat sumber daya manusia masyarakat ASEAN.

Selain itu, tambah Sidharto, KTT ASEAN akan mengadakan dialog tentang hak asasi manusia dan kerja sama maritim antar negara-negara anggota serta memperkuat peran ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dalam konteks ekonomi juga akan diperkuat.

BACA JUGA: Jokowi Ingin ASEAN Jadi Pusat Ekonomi Dunia

"Memastikan kesiapan ASEAN terhadap kejutan-kejutan di masa depan. Kejutan-kejutan di masa depan itu di antaranya adalah ketahanan pangan, ketahanan energi, arsitektur ketahanan kesehatan kawasan, kemudian tentang stabilitas keuangan," kata Sidharto dalam jumpa pers, Jumat (11/8).

Sidharto menambahkan ASEAN juga akan menentukan agenda ke depan dalam bidang perdagangan, investasi, digitalisasi ASEAN, ekonomi ramah lingkungan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, peran Pandangan ASEAN terhadap Indo Pasifik dalam konteks ekonomi dan pembangunan.

Indonesia, lanjutnya, telah mengindikasikan sejumlah hal yang ditargetkan menjadi hasil KTT ke-43 ASEAN. Di antaranya mendorong peletakan fondasi visi ASEAN 2045. Dengan tujuan agar nasib kawasan menuju ke arah yang lebih baik. Sidharto juga mengindikasikan KTT nanti akan menghasilkan persetujuan (concord) baru ASEAN.

Para Menlu menghadiri Forum Regional ASEAN ke-30 Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, 14 Juli 2023. (Foto: BAY ISMOYO/Pool via REUTERS)

Menurutnya, Indonesia selalu menghasilkan kesepakatan atau ASEAN Concord setiap kali menjabat sebagai ketua ASEAN. Indonesia berperan sebagai ketua pada 1976, 2003 dan, 2011.

ASEAN Concord pertama dihasilkan pada 1976, yang berisi sejumlah kesepakatan, antara lain pembentukan Sekretariat ASEAN; kesepakatan untuk memulai pembahasan perdagangan bebas; dan kesepakatan buat memulai pembahasan perjanjian untuk menjadi kawasan Asia Tenggara bebas senjata nuklir.

Kemudian pada 2003, disepakati tentang pembentukan komunitas ASEAN atas dasar tiga pilar dan pembentukan Piagam ASEAN.

BACA JUGA: Jokowi Yakin ASEAN Mampu Jadi Katalisator Perdamaian Dunia

Ketika Indonesia menjadi Ketua ASEAN untuk ketiga kalinya pada 2011, kesepakatan yang dihasilkan antara lain pembentukan Kemitraan Ekonomi ASEAN dan kesepakatan untuk memperkuat komunitas ASEAN di dunia internasional.

Pada KTT ke-43, Presiden Joko Widodo akan memimpin 12 pertemuan antara ASEAN dan mitra-mitra ASEAN, termasuk dengan China, Amerika Serikat (AS), Kanada, India, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

KTT ASEAN kali ini juga akan mengundang 27 kepala negara dan pemimpin organisasi internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary International/IMF).

Seorang pejalan kaki melintas di depan logo Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN ( Association of Southeast Asian Nations) di Jakarta, 10 Juli 2023. (Foto: Achmad Ibrahim/AP Photo)

Pengamat ASEAN dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pandu Prayoga menilai ASEAN berprestasi dalam menciptakan perdamaian di kawasan di mana negara-negara di Asia Tenggara tidak lagi berperang satu sama lain, meski ada tarik menarik untuk Perang Dingin dan sekarang konflik antara AS dan China.

"Di internalnya juga, harus diakui keberadaannya (ASEAN). Perdamaian masih menjadi tanda tanya di Myanmar. Kemudian penerapan nilai-nilai ASEAN itu terhadap Myanmar masih dijalankan sampai sekarang," ujar Pandu.

Dia menambahkan seharusnya pada masa Indonesia sebagai ketua ASEAN, persoalan Myanmar harusnya bisa selesai. Sebab pada era Kamboja dan Brunei Darussalam menjadi ketua ASEAN, Indonesia mendorong kedua negara tersebut untuk menyelesaikan krisis politik di Myanmar.

Pandu menyebutkan yang mesti dipersoalkan adalah apakah keberadaan ASEAN itu sudah bermanfaat bagi masyarakat umum. Kemudian bagaimana ASEAN bisa bermanfaat bagi generasi muda karena sekitar 60 persen penduduk negara-negara ASEAN adalah generasi muda.

Dia berharap manfaat ASEAN bagi generasi muda lebih substansial lagi seperti dalam hal kesempatan ikut dalam demokrasi. Pandu mencontohkan di Myanmar lebih banyak generasi muda sebagai garda terdepan dalam memberontak kepada junta militer.

Pandu mengharapkan pula kesepakatan yang sudah dicapai di tingkat para pemimpin ASEAN bisa dijalankan di masing-masing negara. Dia mengakui ASEAN lebih banyak gagasan, tapi porsi untuk investasi anggaran masih minim. Perdagangan dan investasi intra ASEAN belum cukup besar, sehingga ASEAN bergantung pada negara-negara besar, seperti Jepang dan China. [fw/ft]