KTT G20: Lula Luncurkan Aliansi Global Lawan Kelaparan dan Kemiskinan

Para pemimpin dunia menghadiri KTT G20 di Rio de Janeiro, Brazil.

Brazil mendorong upaya bersama untuk mengurangi kelaparan di dunia pada hari Senin (18/11) saat menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G20, kelompok 20 negara dengan ekonomi besar di dunia, di tengah ketidakpastian global, dua perang besar, serta menjelang kepresidenan Donald Trump di AS Januari mendatang.

Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva menyambut para pemimpin asing di museum seni modern Rio de Janeiro pada Senin pagi waktu setempat, dan menyampaikan sambutan yang berfokus pada upaya untuk mengatasi kerawanan pangan.

“Sebagai presiden G20, Brasil telah menempatkan peluncuran aliansi global melawan kelaparan dan kemiskinan sebagai tujuan utamanya,” kata Lula di hadapan para koleganya. “Ini akan menjadi warisan terbesar kita.”

Ketegangan dunia yang meningkat dan ketidakpastian tentang pemerintahan Trump yang akan datang telah menurunkan ekspektasi akan pernyataan yang kuat mengenai konflik di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina. Prospek itu semakin redup setelah pejabat G20 mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa negosiator Argentina mulai menentang sebagian bahasa yang digunakan dalam draf pernyataan bersama.

Faktor-faktor tersebut membuat para pengamat memperkirakan bahwa pernyataan akhir G20 akan berfokus pada masalah sosial seperti pengentasan kelaparan, yang merupakan salah satu prioritas Brasil, meski pada akhirnya mungkin tetap berniat untuk – setidaknya – satu kali menyinggung masalah perang yang sedang terjadi.

Sementara itu, seperti Lula, pada sambutannya di KTT G20 hari Senin, Presiden AS Joe Biden juga menyinggung upaya untuk mengatasi kelaparan dan kemiskinan yang dilakukan pemerintahannya. Ia juga mendesak para pemimpin G20 lainnya untuk meningkatkan upaya yang sama dan menyelesaikan peperangan yang terjadi di Ukraina, Gaza dan Sudan.

Biden, yang duduk di antara Presiden Prancis dan India, menjelaskan upaya pemerintahannya yang akan segera berakhir untuk mengentaskan kelaparan dan kemiskinan, di mana ia telah menganggarkan dana sebesar $160 miliar (sekitar Rp2.534 triliun) untuk pembangunan global.

“Saya bangga akan upaya negara saya dalam hal ini,” kata Biden, sambil menambahkan bahwa upaya Amerika “akan membawa perubahan besar bagi ketahanan pangan.”

Pandemi COVID-19, peperangan dan perubahan iklim telah mengeskalasi krisis, ujarnya, dan ia pun mendesak para pemimpin kelompok tersebut untuk mengambil tindakan, termasuk mengerahkan lebih banyak sektor swasta dalam perjuangan tersebut.

Pernyataan Biden disampaikan setelah dilaporkan bahwa ia secara diam-diam telah melonggarkan pembatasan penggunaan rudal jarak jauh AS oleh Ukraina, sehingga memungkinkan negara itu melancarkan serangan rudalnya lebih jauh ke dalam wilayah Rusia.

Mengenai Ukraina, Biden mengatakan bahwa “Amerika Serikat sangat mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina. Semua yang berada di meja ini, menurut saya, juga sepatutnya demikian.”

Ia juga mengatakan bahwa “Israel berhak membela diri setelah terjadi pembantaian warga Yahudi terburuk sejak peristiwa Holocaust. Namun caranya membela diri… amat sangat penting.”

“Kami akan terus mendorong percepatan tercapainya kesepakatan gencatan senjata, yang menjamin keamanan Israel dan membawa pulang para sandera, serta mengakhiri penderitaan rakyat dan anak-anak Palestina,” ujarnya. [rd/ab]