KTT G20 Tak Banyak Hasilkan Perjanjian

Para pemimpin berpose pada KTT G20 di Buenos Aires, Argentina.

Minggu ini presiden Amerika Donald Trump kembali mengiklankan kebijakan luar negerinya yang mengajukan “kepentingan Amerika” sebagai nomor satu kepada para pemimpin dunia yang berkumpul di Argentina.

Hasilnya adalah, konferensi G20 itu hanya menghasilkan beberapa perjanjian yang berarti. Kata wartawan VOA Bill Gallo, konferensi puncak internasional itu mungkin lebih tepat disebut pertemuan tatap muka antara satu pemimpin dengan pemimpin lainnya.

Walaupun adanya gelombang nasionalisme yang terus meningkat, masih tampak ada usaha untuk mencapai kerjasama internasional dalam KTT G20 di Argentina. Tapi berbagai masalah kontroversial seperti imigrasi dan perdagangan tampak diabaikan. Tentang masalah perubahan iklim, Amerika hanya menjelaskan bahwa pemerintahan presiden Trump sepakat untuk tidak sepakat dengan para pemimpin lainnya.

Satu hal yang mempersulit dicapainya persetujuan adalah Presiden Trump yang kebijakan nasionalnya tentang “America First” seringkali meremehkan peran lembaga internasional seperti G-20.

Kata menteri LN Amerika Mike Pompeo dalam wawancara dengan VOA, Amerika tetap berkomitmen untuk menjalankan kerjasama internasional.

“Tujuan kita adalah untuk menciptakan kemakmuran bagi setiap warga dunia, untuk membuat peraturan yang memungkinkan hal itu. Kadang-kadang kita berbeda pendapat tentang bagaimana mencapai hal itu, tapi yang penting kita semua sedang mengarah kesana,” kata Menteri LN Pompeo.

Tapi karena Amerika secara terbuka mengatakan kepentingan nasionalnya harus didahulukan, banyak negara yang lebih kecil khawatir akan bubarnya lembaga-lembaga internasional.

Profesor Roberto Bouzas dari Universitas San Andres mengatakan, “Ini tidak baik untuk kami, karena kami adalah negara kecil yang sangat membutuhkan peraturan yang tegas, supaya bisa berfungsi dengan baik. Kalau hanya bicara soal kekuatan politik saja, kami pastilah kalah.”

Meskipun adanya ketidak-sepakatan, tampak berbagai pertemuan tatap muka antara para pemimpin dunia. Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menggunakan pertemuan itu untuk memperbaiki citranya setelah pembunuhan brutal wartawan Jamal Khashoggi, sementara Presiden Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jin-ping untuk mengurangi sengketa perdagangan antara kedua negara.

Trump juga membatalkan pertemuan yang sangat diharapkan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, karena adanya agresi Rusia terhadap Ukraina, dan forum G-20 yang tadinya diharapkan akan menghasilkan persatuan internasional, kemungkinan akan dikenal nanti karena banyaknya perbedaan pendapat. (ii)