Presiden Joko Widodo bersama dengan rombongan tiba di Tanah Air usai kunjungannya ke Istanbul Turki, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTTLB) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membicarakan persoalan terkait Palestina.
Kepada wartawan di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (14/12) Presiden menjelaskan bahwa KTT Luar Biasa OKI yang digelar kemarin, Rabu (13/12) menghasilkan sejumlah kesepakatan. Di antara kesepakatan itu adalah OKI sepakat dengan konsep dua negara (two state solution).
"Pertama, menghasilkan resolusi OKI mengenai Al-Aqsa. Kedua, menghasilkan komunike final OKI, dan yang ketiga menghasilkan deklarasi Istanbul. OKI harus secara tegas menolak pengakuan unilateral tersebut, Solusi dua negara merupakan satu-satunya solusi yang dapat diterima di mana Yerusalem Timur ditetapkan sebagai ibu kota Palestina," kata Presiden Joko Widodo.
OKI, lanjut Jokowi, mendorong Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk segera mengeluarkan resolusi menolak pengakuan Amerika atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
"OKI juga harus mampu menjadi motor bagi gerakan di berbagai forum internasional dan multilateral untuk mendukung Palestina. Di majelis umum PBB OKI harus memotori dikeluarkannya resolusi menolak keputusan Amerika Serikat. Di Dewan Keamanan PBB, negara OKI juga harus dapat memastikan ada pertemuan mengenai situasi di Palestina," jelas Presiden.
Dalam pertemuan itu, lanjut Jokowi, Indonesia mengajak semua negara yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel untuk tidak memindahkan kantor kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Kita mengajak semua negara yang memiliki Kedutaan Besar di Tel Aviv, Israel, untuk tidak mengikuti keputusan AS memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Ketiga, negara OKI dapat menjadi motor untuk menggerakkan dukungan negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina.
Dalam pertemuan ini lanjut Jokowi, juga disepakati bagi negara-negara OkI yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel agar melakukan peninjauan kembali hubungannya dengan Israel.
"Keempat, bagi negara anggota OKI yang memiliki hubungan dengan Israel agar mengambil langkah-langkah diplomatik, termasuk kemungkinan meninjau kembali hubungan dengan Israel sesuai dengan berbagai resolusi OKI," imbuhnya.
Presiden Joko Widodo juga menyerukan agar negara-negara anggota OKI mendukung penuh upaya Palestina untuk mendapatkan status keanggotaan di sejumlah organisasi internasional. Dalam hal ini, negara-negara anggota OKI diharapkan untuk segera melobi negara-negara lain.
Your browser doesn’t support HTML5
"Anggota OKI juga harus mendukung setiap pencalonan Palestina dalam keanggotaan di berbagai organisasi internasional dan negara OKI harus memulai lobi dukungan kepada negara-negara gerakan non-blok," jelas Presiden.
Negara-negara anggota OKI tambah Jokowi juga sepakat untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina.
Indonesia Galang Dukungan Untuk Palestina ke Negara Uni Eropa
Menteri Luar Negeri Retno yang turut mendampingi Presiden selama KTT LB OKI berlangsung menjelaskan Indonesia akan terus mengajak semua negara khususnya Uni Eropa untuk menolak klaim Amerika atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
"Jadi, setelah ini saya akan menggalang dukungan dari negara negara lain khususnya dari negara Uni Eropa dengan menemui Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Brussels," kata Retno Marsudi.
Komitmen kuat pemerintah Indonesia dalam memberikan dukungan terhadap perjuangan Palestina mendapat apresiasi dari sejumlah negara, termasuk Palestina itu sendiri.
Retno Marsudi menjelaskan apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas di forum KTT Luar Biasa OKI). Presiden Abbas menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara di luar Timur Tengah yang paling memperjuangkan hak-hak Palestina. Apresiasi juga diberikan Raja Yordania Sri Baginda Raja Abdullah II Bin Al-Hussein atas dukungan Indonesia kepada perjuangan rakyat Palestina.
Dalam pidatonya di forum KTT Luar Biasa OKI lanjut Retno, Presiden Jokowi kembali menegaskan dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina yang akan terus meningkat, mulai dari dukungan politik, ekonomi, hingga kebijakan luar negeri.
"Presiden kembali menekankan bahwa Indonesia akan menyertai Palestina di dalam perjuangannya. Palestina ada di jantung politik luar negeri Indonesia. Dan setiap helaan napas diplomasi Indonesia, disitu terdapat keberpihakan terhadap Palestina," imbuhnya. [aw/is]