KTT antara Rusia dan Uni Eropa akan berfokkus pada sengketa energi serta krisis Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin berada di Brussels untuk menghadiri pertemuan puncak dengan para pemimpin Uni Eropa yang diperkirakan akan berfokus pada sengketa energi serta krisis Suriah, dan dapat dikacaukan oleh keprihatinan Uni Eropa mengenai tindakan keras pemerintah Kremlin terhadap pembangkang.
Bagi Putin, isu utama dalam pembicaraan Jumat (21/12) adalah regulasi pasar energi Uni Eropa yang dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan, namun disebut Moskow sebagai tindakan diskriminatif terhadap perusahaan gas negara Rusia Gazprom.
Masalah lain yang bakal menimbulkan perdebatan panas adalah semakin tidak sabarnya Rusia untuk memberlakukan perjalanan bebas visa dengan negara-negara Uni Eropa.
Sementara itu, Suriah diperkirakan akan mendominasi pembahasan mengenai isu-isu internasional. Rusia mendukung sekutu terakhirnya di Timur Tengah itu sejak pemberontakan menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad dimulai pada Maret 2011.
Bersama-sama dengan Tiongkok, Rusia menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menghalangi tiga resolusi yang memuat ancaman sanksi-sanksi terhadap Damaskus.
Namun sebelum bertolak ke Brussels, Putin mengatakan dalam konferensi pers bahwa Rusia mengakui perlunya perubahan di Suriah.
Bagi Putin, isu utama dalam pembicaraan Jumat (21/12) adalah regulasi pasar energi Uni Eropa yang dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan, namun disebut Moskow sebagai tindakan diskriminatif terhadap perusahaan gas negara Rusia Gazprom.
Masalah lain yang bakal menimbulkan perdebatan panas adalah semakin tidak sabarnya Rusia untuk memberlakukan perjalanan bebas visa dengan negara-negara Uni Eropa.
Sementara itu, Suriah diperkirakan akan mendominasi pembahasan mengenai isu-isu internasional. Rusia mendukung sekutu terakhirnya di Timur Tengah itu sejak pemberontakan menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad dimulai pada Maret 2011.
Bersama-sama dengan Tiongkok, Rusia menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menghalangi tiga resolusi yang memuat ancaman sanksi-sanksi terhadap Damaskus.
Namun sebelum bertolak ke Brussels, Putin mengatakan dalam konferensi pers bahwa Rusia mengakui perlunya perubahan di Suriah.