Di bawah tekanan serangan udara yang tak henti-hentinya dan gempuran pasukan darat yang semakin kuat, kelompok teror Negara Islam (ISIS) mengalami kesulitan menghimpun kekuatan tempur yang mampu mempertahankan kekhalifahan mereka.
Perkiraan baru Amerika Serikat menunjukkan jumlah pejuang ISIS yang siap tempur di Irak dan Suriah hanya 12.000 sampai 15.000 orang, kurang dari separuh dari yang pernah dicapai oleh kelompok teror itu.
Laporan intelijen terbaru mengatakan jumlah pejuang ISIS berada "pada titik terendah," kata Utusan khusus Presiden AS Brett McGurk kepada wartawan Gedung Putih hari Selasa (13/12).
Ia menambahkan kelompok ISIS "tidak sanggup lagi memperkuat pasukannya."
Perkiraan militer dan intelijen Amerika sebelumnya, dianggap oleh banyak ahli terlalu konservatif, karena mengatakan jumlah pasukan ISIS hanya sekitar 33.000 orang. Ketika itu, didukung oleh arus kuat pejuang asing, kelompok itu mampu menggantikan pejuang mereka yang tewas.
Tapi peningkatan kerjasama dari Turki dan lain-lain telah membantu menutup banyak jalur transit ke Irak dan Suriah, yang memungkinkan lebih dari 17.000 serangan udara dan mendorong pasukan Irak, Kurdi dan pasukan Arab lainnya untuk menyerang mereka.
Baru minggu lalu, seorang pejabat senior militer Amerika mengatakan serangan udara saja telah menewaskan sedikitnya 50.000 pejuang ISIS, dan mengatakan jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Namun banyak kelompok militer dan intelijen Amerika mendesak agar berhati-hati dalam mengutip jumlah atau angka, dan mengatakan, strategi yang membuat ISIS efektif jarang mengandalkan kekuatan pasukan saja. [sp/isa]