Kenaikan harga BBM hingga 500 persen akan diterapkan di Kuba akhir pekan ini, sebulan lebih lambat dari rencana semula, kata pemerintahan di negara yang mengalami krisis keuangan itu pada Rabu (28/2).
Menteri Keuangan Vladimir Regueiro mengumumkan melalui juru bicara pemerintah Granma, bahwa harga yang lebih tinggi akan dikenakan secara resmi pada 1 Maret.
Harga listrik akan naik 25 persen pada tanggal yang sama bagi konsumen-konsumen terbesar di negara itu, tambah dia.
Havana telah mengumumkan kenaikan lima kali lipat untuk harga BBM sejak 1 Februari sebagai bagian dari serangkaian kebijakan yang bertujuan memotong defisit anggaran di negara komunis tersebut.
Tetapi pemerintah menunda kenaikan itu setelah sebuah “insiden keamanan siber” bulan lalu.
Beberapa hari kemudian, Menteri Ekonomi Alejandro Gil dibebastugaskan.
BACA JUGA: Perekonomian Kuba Kian JatuhHarga satu liter bensin reguler naik dari 25 peso (20 sen dolar AS) menjadi 132 peso, sementara harga bensin premium akan melonjak dari 30 menjadi 156 peso, kata pemerintah bulan lalu.
Meski begitu, harga BBM bagi sektor publik akan tetap sama, dan kenaikan untuk harga gas alam telah ditunda.
Otoritas juga telah mewajibkan para wisatawan untuk membayar bahan bakar dengan mata uang asing.
Negara berpenduduk 11 juta orang ini mengalami krisis ekonomi terburuknya sejak jatuhnya blok Soviet pada 1990-an, sebagai dampak dari pandemi virus korona, pengetatan sanksi dari AS dalam beberapa tahun belakangan, dan kelemahan structural dalam ekonominya.
Menurut perkiraan resmi, ekonomi Kuba menyusut dua persen pada 2023, sementara inflasi mencapai 30 persen. Para pakar independen mengatakan, angka-angka ini sepertinya berada di bawah angka sebenarnya.
Ini adalah kelangkaan BBM dan bahan kebutuhan dasar lain yang parah, dan pemerintah telah mensubsidi hampir semua barang dan layanan yang dikonsumsi masyarakat Kuba. [ns/jm]