Kubu Kristen, Koalisi Oposisi Lebanon Nominasikan Azour untuk Presiden

Jihad Azour berbicara dalam sebuah wawancara dengan Reuters, di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 2 Mei 2023. (Foto: Reuters/Abdel Hadi Ramahi)

Kubu oposisi dan partai-partai Kristen independen dan utama di Lebanon, pada Minggu (4/6), mengatakan bahwa mereka telah mencalonkan pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) Jihad Azour sebagai presiden untuk menantang kandidat yang didukung oleh kelompok Hizbullah, Suleiman Franjieh.

Partai-partai itu bertemu dan mendukung pencalonan Azour, yang kini menjabat sebagai direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah di IMF. Ia juga merupakan mantan menteri keuangan Lebanon.

BACA JUGA: Hizbullah Sangkal Bunuh Penjaga Perdamaian PBB, Kritik Tuduhan Hakim Lebanon

Lebanon tidak memiliki kepala negara sejak masa jabatan Presiden Michel Aoun berakhir pada akhir Oktober. Situasi tersebut semakin memperdalam kelumpuhan institusi di negara yang bertahun-tahun dirongrong oleh salah satu krisis ekonomi terburuk di dunia.

Kekuatan politik bersenjata utama negara itu, Hizbullah yang pro-Iran dan sekutu Syiahnya, Amal, mendukung Franjieh, 56. Ia adalah pewaris dinasti lama politik Kristen Lebanon dan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad yang memiliki ikatan kuat dengan partai politik yang berkuasa di Damaskus.

Anggota parlemen antiHizbullah, Michel Mouawad, yang meraih suara terbanyak dalam pemilihan presiden yang berulang kali gagal, tetapi tidak cukup untuk menang, mengatakan dia telah menarik pencalonannya demi Azour.

Deputi oposisi mengatakan konsensus di sekitar Azour bisa membantunya mengumpulkan 65 suara yang dibutuhkan dalam surat suara rahasia oleh anggota DPR di parlemen yang beranggotakan 128 orang untuk menduduki jabatan yang diperuntukkan bagi seorang Kristen Maronit berdasar rezim pembagian kekuasaan sektarian yang kompleks di negara itu.

Azour belum mengumumkan pencalonannya, tetapi sumber politik mengatakan ia telah mengadakan pertemuan terpisah dengan berbagai partai dan anggota parlemen untuk membahas peluangnya.

Dalam khotbah pada Minggu (4/6), beberapa jam sebelum pengumuman dukungan anggota parlemen oposisi terhadap Azour, pendeta terkemuka Maronit Lebanon Patriark Beshara al-Rai mengatakan dia menyambut "setiap langkah" untuk mengakhiri kebuntuan atas kursi kepresidenan.

BACA JUGA: Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 5 Militan Palestina, Lukai 10 Lainnya

Pejabat Hizbullah menuduh mereka yang menunda pencalonan Franjieh memperpanjang krisis dan melayani kepentingan Barat. "Kandidat baru yang diumumkan ini bagi kami adalah kandidat untuk konfrontasi," kata wakil Hizbullah, Hassan Fadlallah, pada Minggu, tanpa menyebut nama Azour.

Hizbullah dan sekutunya memiliki hubungan dekat dengan Suriah dan Iran. Sedangkan lawan mereka di komunitas Kristen dan Muslim Sunni secara tradisional condong kepada pihak Barat dan negara-negara Teluk Arab yang dipimpin oleh Muslim Sunni. [ka/lt]