Kuburan massal dari sedikitnya 45 orang Hindu yang dibunuh ditemukan di negara bagian Rakhine yang bermasalah di Myanmar, menurut pejabat pemerintah.
Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Pemukiman kembali, Dr. Win Myat Aye mengatakan kepada VOA, dia menyaksikan 17 mayat lainnya ditemukan hari Senin, setelah 25 mayat ditemukan di dua kuburan massal sehari sebelumnya.
Aye mengatakan, kebanyakan mayat itu perempuan dan anak-anak, kebanyakan dengan tangan terikat, dan beberapa orang yang dipenggal kepalanya.
Aye dan seorang kepala polisi mengatakan kepada VOA, mereka yakin mayat tersebut termasuk dalam lebih dari 100 orang Hindu yang telah hilang selama sebulan.
Militer mengatakan, orang-orang yang menemukan dua lubang lumpur dengan 28 mayat warga Hindu di luar desa Ye Baw Kyaw di Rakhine utara, menyalahkan "teroris ekstremis" Rohingya atas pembunuhan tersebut. Kekerasan di negara bagian Rakhine di Myanmar menyebabkan lebih dari 400.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dan mengakibatkan klaim kekerasan dan pembersihan etnis yang meluas, dan banyak dibahas di Majelis Umum PBB pekan lalu.
VOA Bangla berbicara dengan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina Sabtu yang mengatakan, kekhawatiran masyarakat internasional adalah "satu hal positif", meskipun Bangladesh telah menyediakan tempat berlindung kepada penduduk Rohingya yang melintasi perbatasan tanpa dukungan internasional. Tetapi dia memperingatkan lebih banyak tekanan harus diajukan ke Myanmar untuk menerima kembali pengungsi mereka.
Kekerasan meletus tanggal 25 Agustus, ketika sekelompok militan Rohingya menyerang puluhan pos polisi dan sebuah pangkalan militer dalam apa yang mereka katakan sebagai upaya untuk melindungi etnis minoritas mereka dari penganiayaan.
Sekitar 400 orang tewas dalam bentrokan, dan sebuah serangan balasan militer memaksa lebih dari 400.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh. [ps/ii]