Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, pada Minggu (24/11), berada di Lebanon. Dalam kunjungan tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya tidak yakin Israel tertarik untuk melakukan gencatan senjata dengan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, atau bahwa Israel siap untuk menarik pasukannya dari Lebanon selatan.
"Saya tidak melihat pemerintah Israel tertarik untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata," katanya.
Borrell, yang mandatnya berakhir bulan ini, memiliki hubungan yang kontroversial dengan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia secara vokal mengkritik perilaku Israel dalam perangnya melawan Hamas di Gaza.
Para diplomat dari AS, Prancis, dan negara-negara lain berusaha keras untuk menengahi diakhirinya pertempuran antara Israel dan Hizbullah, yang dimulai pada 8 Oktober 2023 tetapi telah meningkat secara dramatis dalam dua bulan terakhir.
BACA JUGA: Indonesia Dukung Surat Penangkapan Netanyahu dan GallantHingga baru-baru ini, Hizbullah bersikeras bahwa gencatan senjata di Lebanon bergantung pada berakhirnya perang di Gaza - yang tidak pernah terjadi. Borrell mengatakan bahwa pada September, pemimpin Hizbullah saat itu Hassan Nasrallah telah menyetujui "gencatan senjata terpisah untuk Lebanon," yang memisahkan kedua front.
Beberapa hari kemudian, militer Israel menewaskan Nasrallah dalam rangkaian serangan udara besar-besaran di pinggiran selatan Beirut.
"Sekarang, kembali kita mendengar bahwa gencatan senjata akan segera terwujud," kata Borrell. "Saya telah mendengarnya berkali-kali. Saya mendengarnya di Lebanon, saya mendengarnya di Gaza - tetapi tampaknya, sekali lagi, Israel mengajukan syarat baru untuk gencatan senjata ini."
Ketika ditanya apa saja syaratnya, ia menunjuk pada penolakan Israel untuk menerima Prancis sebagai anggota komite internasional yang akan mengawasi pelaksanaan gencatan senjata dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang disahkan pada 2006 untuk mengakhiri pertikaian selama sebulan antara Israel dan Hizbullah tetapi tidak pernah sepenuhnya dilaksanakan.
Berdasar kesepakatan - dan resolusi tersebut - pasukan Israel dan Hizbullah akan mundur dari Lebanon selatan dan akan digantikan dengan kehadiran tentara Lebanon yang lebih besar, bersama pasukan penjaga perdamaian PBB.
Sebelum menyampaikan pernyataan itu, Borrell mengunjungi unit luka bakar di Rumah Sakit Geitaoui di Beirut - satu-satunya unit luka bakar khusus yang berfungsi penuh di negara tersebut.
Ketika berada di sana, seorang tentara Lebanon yang terluka pada Minggu sebelumnya ketika serangan Israel menghantam pos pemeriksaan militer di Lebanon selatan dibawa ke unit tersebut untuk dirawat.
Borrell telah mengirimkan 1 ton Peralatan Bedah Darurat Trauma ke rumah sakit tersebut, yang cukup untuk sekitar 200 operasi. Pengiriman tersebut adalah gelombang ketiga bantuan serupa yang diberikan Uni Eropa ke satu-satunya rumah sakit khusus luka bakar di Lebanon. Total berat gabungan mencapai 2.500 kilogram bantuan medis bedah. [ka/lt]