Mantan Presiden AS Donald Trump kembali mengunjungi perbatasan AS-Meksiko pada Minggu (19/11) untuk mempromosikan agenda imigrasi yang jauh lebih keras dan meluas ketimbang kebijakan-kebijakan yang ia buat saat menjabat sebagai presiden.
Sebelum berpidato di Kota Edinburg, Texas, Trump membagikan makanan kepada tentara Garda Nasional Texas, polisi dan pihak lainnya yang akan bertugas di perbatasan selama Hari Bersyukur, alias Thanksgiving.
Ia ditemani Gubernur Texas Greg Abbott dari Partai Republik dalam kunjungan tersebut. Abbott adalah sekutu Trump sekaligus pendukung kebijakan imigrasi yang lebih ketat, yang mendukung kandidat capres unggulan Partai Republik itu dalam pilpres AS 2024.
Trump dan Abbott membagikan taco sambil bersalaman dan berfoto.
BACA JUGA: Biden, Presiden Meksiko akan Bahas Fentanil, MigranMereka rencananya akan berbicara di hadapan 150 orang massa pendukung di luar hangar bandara di kota tersebut, yang berjarak sekitar 48 kilometer dari perbatasan.
Trump telah menyusun proposal imigrasi yang akan menggunakan pendekatan yang jauh lebih meningkat dibanding saat ia masih bertugas di Gedung Putih. Proposal itu telah mengundang kekhawatiran para aktivis hak-hak sipil dan sejumlah gugatan pengadilan.
Trump menyebut keamanan perbatasan menguap di bawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden, di mana “geng-geng preman” kini membanjiri AS.
“Kita akan mengambil kendali perbatasan itu dan kita akan menjadikannya perbatasan paling aman dalam sejarah kita,” kata Trump.
Dalam beberapa minggu terakhir, sang mantan presiden telah meningkatkan retorika kampanyenya ke tingkat yang ekstrem, dengan memperingatkan bahwa imigran ilegal “meracuni darah negara kita” dan mengecam lawan-lawan politiknya sebagai “hama.”
Ia menggunakan istilah yang sama dalam pidatonya pada hari Minggu, dengan menyebut sebagian migran sebagai “musuh” dan memperkirakan bahwa sebanyak 15 juta migran tanpa kelengkapan dokumen resmi akan berada di AS pada akhir masa pemerintahan Biden yang pertama. Jumlah yang dilontarkan Trump itu jauh lebih banyak dari perkiraan sebagian besar lembaga nonpemerintah.
BACA JUGA: MA Inggris: Rencana Kirim Migran ke Rwanda Langgar HukumSementara itu, Gubernur Abbott, layaknya Trump, juga menerapkan kebijakan imigrasi garis keras, termasuk memasang penghalang apung sepanjang 330 meter di sepanjang sungai Rio Grande, yang disebut pihak oposisi dapat membayakan para migran yang mencoba menyeberang.
Belum lama ini, parlemen Texas meloloskan sebuah rancangan undang-undang yang akan membuat siapa saja yang memasuki negara bagian itu tanpa dokumen resmi dapat dihukum hingga dua tahun penjara.
RUU itu juga akan mengizinkan polisi Texas menangkap siapa saja yang diyakini berada di negara bagian itu secara tidak sah – sebuah kewenangan yang disebut pihak oposisi pasti akan disalahgunakan.
Abbott telah berjanji akan menandatangani RUU itu menjadi undang-undang. [rd/lt]