Kura-kura yang diberi nama Red-eared slider adalah salah satu hewan peliharaan di akuarium yang paling populer di dunia. Sejak Polandia terbuka bagi Barat tiga dasawarsa lalu, para ilmuwan memperkirakan lebih dari satu juta kura-kura yang mudah dipelihara itu telah diimpor.
Sekitar sepertiga di antaranya telah dilepaskan ke sungai-sungai dan lahan-lahan basah di Polandia. Mereka bisa tumbuh sampai lebih dari 20 sentimeter dan hidup 20 sampai 40 tahun di alam bebas. Dan itu mengkhawatirkan, kata Bartlomiej Gorzkowski, kepala kelompok lingkungan Yayasan Epicrates.
"Sebagai spesies yang lebih besar dan lebih kuat, kura-kura itu mengusir kura-kura lumpur yang asli Polandia dari habitat alaminya," ujarnya.
Gorzkowski mengatakan kehadiran reptil-reptil itu mengancam ekosistem dan kesehatan.
"Pertama-tama, itu adalah ancaman bagi keseimbangan dalam ekosistem. Jumlah kura-kura yang besar itu serta kerakusan mereka, bayangkan seekor kura-kurabisa memakan lebih dari 10 kilogram telur ikan dan telur amfibi dalam setahun, itu menyebabkan ketidakseimbangan dalam ekosistem yang rentan dan sangat berbahaya. Kedua, kura-kura itu membawa patogen, seringkali patogen yang tidak dikenal dalam lingkungan setempat, dan bisa merugikan spesies asli," jelasnya.
Patogen-patogen itu termasuk bakteri zoonosis, yang bisa ditularkan ke hewan-hewan lain, dan kepada manusia. Dariusz Wasyl dari Institut Kedokteran Hewan Nasional menjelaskan, "Hasil penyelidikan yang harus dipertimbangkan adalah spesies-spesies baru Chlamydia yang ditemukan dari spesies kura-kura yang invasif itu. Kami juga menemukan berbagai bakteri berbeda : Salmonella Acinetobacter, Shewanella, bakteri yang dalam lingkungan itu mungkin berpotensi menginfeksi hewan-hewan lain, seperti kura-kura lumpur yang dilindungi, ikan, bahkan burung dan manusia."
Organisasi-organisasi yang berupaya mengendalikan populasi kura-kura asal impor itu telah menangkap sekitar 25 kura-kura di Polandia setiap bulan tahun ini. [vm/ii]