Ibu kota Ukraina, Kyiv, mengambil langkah-langkah untuk melindungi penduduknya seandainya Rusia melakukan invasi.
Pihak berwenang Kyiv mengatakan mereka telah menetapkan sekitar 5.000 tempat perlindungan bom bagi lima juta penduduknya, di mana sebagian besar tempat tersebut memiliki fungsi lain, termasuk 47 stasiun metro bawah tanah, garasi parkir bawah tanah dan bahkan sebuah klub tari telanjang.
Terdapat pula tempat perlindungan bergaya era perang dingin, seperti yang ada di bawah stasiun kereta api utama Kyiv, dengan peruntukan bagi 2.000 warga sipil untuk jangka pendek dan area berbenteng dengan nuansa era-Soviet bagi para pekerja agar sistem transportasi tetap beroperasi selama krisis.
BACA JUGA: AS, NATO: Rusia Meningkatkan Jumlah Pasukannya, Bukan DeeskalasiWakil ketua dewan kota, Andriy Krishchenko, mengatakan bahwa warga harus bersiap-siap dan membiasakan diri dengan instruksi apabila terjadi kondisi darurat.
Sekolah-sekolah di Kyiv juga menyelenggarakan latihan evakuasi bagi para siswa.
Guru bahasa Inggris Daria Tilgen menjelaskan bagaimana mereka memberi pengarahan kepada para murid tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi invasi.
“Kami mencoba menunjukkan kepada anak-anak bahwa ini adalah situasi yang mungkin terjadi dan agar tidak panik, kami memberi tahu mereka dan melatih mereka tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tersebut,” jelasnya.
BACA JUGA: Stoltenberg: NATO Harus Siap Hadapi Kemungkinan TerburukKekhawatiran negara-negara Barat bahwa invasi Rusia ke Ukraina sudah dekat telah mereda, meski tidak hilang.
Upaya-upaya diplomatik untuk mencegah perang diperkuat pekan ini setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia bersedia membahas masalah keamanan dengan NATO, dan Rusia mengatakan pihaknya tengah menarik sebagian pasukannya yang sebelumnya diterjunkan di dekat perbatasan Ukraina.
Amerika Serikat dan sekutunya menyambut baik tawaran tersebut, meski mereka mengatakan hampir tidak ada bukti deeskalasi kekuatan militer Rusia. [rd/rs]