Menteri Olahraga Ukraina Vadym Huttsait, Sabtu (2/4), mengatakan perang Rusia telah merenggut nyawa 262 atlet Ukraina dan menghancurkan 363 fasilitas olahraga di negara tersebut.
Bertemu dengan presiden tamu Federasi Senam Internasional, Morinari Watanabe, Huttsait mengatakan seharusnya tidak ada atlet usia yang diizinkan ikut di Olimpiade atau kompetisi olahraga lainnya.
"Mereka semua mendukung perang ini dan menghadiri acara yang diadakan untuk mendukung perang ini," kata Huttsait, menurut transkrip di situs web Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Komite Olimpiade Internasional atau IOC merekomendasikan izin bertahap bagi atlet Rusia dan Belarus untuk ikut berkompetisi sebagai atlet netral. Namun IOC belum memutuskan keikutsertaan mereka di Olimpiade Paris 2024.
BACA JUGA: Petenis Rusia dan Belarus Diizinkan Berlaga di WimbledonUkraina mengatakan pada Jumat (31/3) para atletnya tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam pertandingan kualifikasi Olimpiade 2024 jika mereka harus bersaing dengan Rusia. IOC mengkritik keputusan Ukraina tersebut.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah atlet Ukraina yang tewas atau berapa banyak fasilitas yang telah dihancurkan.
Setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, sejumlah atlet tingkat nasional Ukraina mengangkat senjata secara sukarela untuk membela negara mereka.
Di antara mereka yang tewas tahun ini saja adalah sosok skater Dmytro Sharpar, yang tewas dalam pertempuran di dekat Bakhmut, dan Volodymyr Androshchuk, juara decathlon berusia 22 tahun dan calon atlet Olimpiade masa depan. [ah]