Hakim federal AS di Massachusetts kembali menolak gugatan pemerintah Meksiko senilai US$10 miliar terhadap enam produsen senjata api AS pada Rabu (7/8). Meksiko berargumen bahwa perusahaan-perusahaan itu mengetahui senjata-senjata itu dijual kepada para penyelundup ke Meksiko dan memutuskan untuk mengeruk keuntungan dari pasar tersebut.
Namun, hakim memutuskan bahwa Meksiko tidak memberikan bukti konkret akan adanya aktivitas keenam perusahaan di Massachusetts terkait dengan penderitaan yang disebabkan oleh senjata api di Meksiko.
Departemen Hubungan Luar Negeri Meksiko mengatakan pada Rabu bahwa keputusan tersebut akan memungkinkan gugatan dilanjutkan terhadap produsen ketujuh dan seorang pedagang besar senjata api.
Mengenai pembatalan gugatan terhadap pihak-pihak lain, departemen tersebut mengatakan, "Meksiko sedang menganalisis pilihannya, di antaranya mengajukan banding."
Kasus ini telah menjadi pergulatan hukum yang berubah secara cepat. Pada awal tahun 2022, enam perusahaan, tidak termasuk produsen ketujuh, mengajukan penolakan terhadap klaim Meksiko berdasarkan perlindungan luas yang diberikan kepada produsen senjata oleh undang-undang AS tahun 2005, yakni Perlindungan Perdagangan Senjata Api yang Sah, atau PLCAA.
Undang-undang tersebut melindungi produsen senjata api dari kerusakan "akibat penyalahgunaan senjata api secara kriminal atau melanggar hukum.” Hakim federal pun memutuskan untuk membatalkannya dengan alasan itu.
Meksiko lantas mengajukan banding atas putusan tersebut, dan pada bulan Januari lalu, Pengadilan Banding Sirkuit Pertama AS di Massachusetts menghidupkan kembali gugatan itu dengan mengatakan bahwa PLCAA tidak berlaku untuk klaim senjata api menyebabkan kematian, kerusakan, dan cedera di Meksiko.
Pemerintah Meksiko memperkirakan sekitar 70% dari senjata yang diperdagangkan ke Meksiko berasal dari AS, menurut Kementerian Luar Negeri. [th/ab]