Iran sekali lagi melarang perempuan masuk ke stadion sepak bola untuk menonton sebuah pertandingan internasional. Larangan itu membuat ratusan penggemar yang sudah membeli tiket gagal menyaksikan langsung pertandingan antara tim Iran melawan Lebanon, kata media Iran, Rabu (30/3).
Babak kualifikasi Piala Dunia antara Iran melawan Lebanon pada Selasa malam, yang dimenangkan Iran 2-0, diadakan di stadion Imam Reza di kota Masyhad, Iran timur laut.
“Sekitar 2.000 perempuan Iran, yang telah membeli tiket untuk pertandingan Iran-Lebanon, hadir di sekitar stadion Imam Reza, tetapi tidak bisa masuk ke stadion,” kata kantor berita ISNA.
Kapten tim nasional Iran Alireza Jahanbakhsh ikut mengritik larangan tersebut.
Menghadapi kontroversi tersebut, Presiden Ebrahim Raisi pada hari Rabu menginstruksikan kementerian dalam negeri untuk menyelidiki insiden tersebut.
BACA JUGA: PM Israel Desak AS Tak Cabut "Status Teroris" Garda Revolusioner IranRepublik Islam Iran secara umum telah melarang penonton perempuan masuk ke stadion sepak bola dan olah raga lainnya sejak negara itu didirikan pada tahun 1979.
Tetapi badan sepak bola dunia FIFA pada September 2019 memerintahkan agar Iran mengizinkan perempuan menonton di stadion tanpa batasan dan jumlahnya akan ditentukan sesuai permintaan tiket.
Petunjuk FIFA itu, yang mengancam skors bagi Iran dari kompetisi, diberikan setelah seorang perempuan penggemar sepak bola, Sahar Khodayari, meninggal dengan cara membakar dirinya sendiri karena takut dipenjara setelah dia dengan menyamar mencoba menonton sebuah pertandingan.
Kematian Khodayari memicu protes, mengakibatkan seruan agar Iran dilarang ikut bertanding di kancah internasional. [lt/ka]